Selasa, 15 Juli 2014

Kasih Gue 700ribu, Lo Akan...

Duit 700ribu bisa ditukar dengan beberapa manfaat ini.
Hari gini, duit 700 ribu udah numpang lewat doang, kalo dibawa ke mall. Hilang, habis gitu aja untuk sesuatu yang sifatnya konsumtif. Dipake, bermanfaat sesaat, lalu hilang. Tapi kalo disimpan secara rutin, berasa gede banget yak..! Sebutlah disimpan, 5 bulan berturut-turut aja, udah jadi 3,5 Juta tuh duit.

Ceritanya, hari ini gue buka rekening baru di salah satu bank terkemuka di Indonesia, yang berawalan B dan berakhiran A dengan kantor cabang Lampiri, Pondok Kelapa Jakarta. Yak betul, bank itu, hehehehe.. Untuk sekedar buka rekening baru, diminta minimal Rp 500.000. Karena niatnya pengen buat simpanan rutin tiap bulan, ya ditambahin deh dikit, masukin lah perdana Rp 700.000. Setelah semua proses pendataan selesai, bereslah rekening baru gue itu. Oleh Customer Service-nya yang bernama Ayu, dia jelaskan soal rekening baru gue ini, kira-kira gini katanya,"Bu, ini rekening barunya, untuk yang tahapan gold, biaya kartunya Rp 15.000, untuk biaya administrasi tiap bulan Rp 13.000, lalu untuk bea materai karena ibu tidak melampirkan NPWP adalah Rp 12.000, dipotong dari rekening 3 hari dari sekarang...". Gue pun ya iya iya aja lah.. emang ada pilihan untuk menolak semua biaya-biaya itu..? Ga kaaan.. Hehehe.. Udah nih ya, abis tuh gue kan minta untuk langsung diaktifkan M-Banking-nya. Setelah diaktifkan, ternyata saldonya langsung berubah loh, jadi tinggal Rp 690.000. Gue tanya lah, "kok cuma segitu mbak..? Katanya biaya-biaya tadi, 3 hari setelah hari ini dipotongnya.. kok ini udah ada potongan..?". Dengan agak gelagapan, dia menjawab,"oh ini dananya langsung dikunci Rp 10.000 untuk saldo minimum". Ya sudah lah ya.. anggaplah itu uang jasa mereka yang sudah membantu menyimpankan uang kita.

Jadi mikir gue, kita nitipin duit kita di bank, sebagai jasanya kita membayar sejumlah biaya administrasi. OK stop sampai disitu. Lalu jadi keingetan sama rekening 2 in 1 yang sudah gue miliki sejak beberapa tahun lalu. Konsepnya sama, gue nitipin duit gue secara rutin tiap bulan ke rekening ini, gue pun dipungut biaya administrasi. Tapi bedanya, di rekening ini gue dapat manfaat tambahan yang menurut gue jadi kayak nukerin duit ratusan ribu dengan duit puluhan juta hingga ratusan juta dalam bentuk manfaat perlindungan diri sendiri maupun keluarga gue. Ya kalo nyimpen duitnya buat tujuan jangka panjang sih, mending gue simpan duitnya di Rekening 2 in 1 ini, soalnya kalo tiba-tiba sakit dan kudu dirawat di Rumah Sakit, tabungan gue itu ga lantas ludes untuk bayar RS, karena dibiayai sama Rekening 2 in 1 gue ini. Coba kalo simpen duitnya di Bank aja..? Emang ada Bank yang bayarin nasabahnya kalo masuk RS..? Boro-boro.. nengokin juga nggak kan.. hehehehe.
Olga, artis yang pecicilan aja kena sakit kritis. Entah udah berapa Milyar uangnya habis. Bagus doi tajir, lah kalo kita??

Ya, tapi biar bagaimana pun menyimpan uang di bank untuk jangka pendek sih emang lebih praktis di bank lah.. Tapi kalo untuk jangka panjangnya itu loh.. Apalagi kalo deposito untuk jangka waktu yang panjang. Udah lah nyetornya kudu minimal Rp 10 juta, uangnya dikunci, bunga cuma 6 % setahun (padahal inflasi rata-rata 8-10% pertahun? Rugi dong!), ga ada manfaat tambahan apa-apa pula, resiko tanggung sendiri semua. Sementara kalo simpan uangnya di Rekening 2 in 1 seperti punya gue ini, niat simpan uang untuk tujuan jangka panjang (uang kuliah anak, liburan keluar negeri, DP mobil baru, DP Rumah Baru, Pensiun, dsb) bisa tercapai, terjadi hal terburuk sama kita pun, si rekening ini siap bayarin.
Perbandingan Tabungan-Deposito dengan Rekening 2 in 1
Udah jadi mindset kebanyakan orang di Indonesia, kalo bisa buy One get 1, kenapa musti cari yang ga ada program diskon menarik. Begitu juga dengan Rekening 2 in 1 ini, ketika memutuskan untuk punya rekening ini, maka lo ga cuma beli 1 dapat 1, tetapi seolah bisa belinya 1, dapatnya 5 atau bahkan lebih manfaat sekaligus. Sekedar untuk menambah pengetahuan lo, coba lo liat video features dari sebuah stasiun TV swasta berikut ini, http://www.youtube.com/watch?v=kRcFpNmeOcI

Kalo pengen tau rekening 2 in 1 yang saat ini gue dan keluarga gue punya, boleh kontak gue. Kita obrolin dan gw kasih info seluas-luasnya tentang rekening 2 in 1 gue ini. Sekedar tau aja kok.. :)

Senin, 07 Juli 2014

Hari pertama Nadeem di SDIT Thoriq


Jamael Nadeem Omero Setianegara, 6 tahun. (kanan)
Senin, 7 Juli 2014 buat saya adalah salah satu hari bersejarah dalam hidup saya, karena hari itu, putra pertama kami, Jamael Nadeem Omero Setianegara (6 th), masuk SD. Mungkin berlebihan bagi orang lain, tapi tidak bagi saya. Bahkan hal ini menjadi hal yang tidak ingin saya lewatkan detik perdetiknya. Pandangan mata saya ga lepas dari Nadeem yang nampak cukup antusias dengan suasana sekolah. Begitu pun saya, lagi-lagi saya terkagum-kagum dengan sekolah ini, SDIT Thoriq bin Ziyad. Sekolah yang dulunya sangat saya takuti dan tidak menjadi sekolah pilihan bagi anak saya. Tetapi.. time flies.. manusia berubah, hati dan pikiran saya pun berubah seiring dengan kedalaman ilmu saya dan kebutuhan akan pendidikan di masa sekarang.

Hal pertama yang membuat saya kagum adalah ketika sekitar 800 anak SD yang dibariskan, bisa ditenangkan (baca: diam tanpa suara) oleh gurunya dengan cara yang sangat tenang, namun tegas. Justru suara para orangtua yang mengantar yang terdengar riuh. Subhanallah.. :)  Hal kedua yang membuat saya kagum adalah, cara guru sekolah ini dalam membangun rasa kekeluargaan, rasa saling menghormati antar angkatan, dan mencegah tradisi bully-mem-bully di kalangan anak SD seperti yang sering kali terjadi di zaman sekarang. Sang guru lelaki, mengajak para murid kelas 2 hingga 6, menyapa adik-adik kelas mereka dengan ucapan yang dibarengi dengan lambaian tangan,"Assalamu'alaikum adik-adik...", lalu disambut dengan jawaban oleh anak-anak kelas 1,       " Wa'alaikumsalam kakak-kakak..". Saat melihat anak saya, melambaikan tangan dengan senyum lebarnya membalas salam kakak-kakak kelasnya, air di mata saya ini langsung penuh, yang membuat saya jadi meneteskan airmata, karena saking lucunya melihat tingkahnya dan terharu dengan moment langka ini.
Suasana anak kelas 1 yang disambut kakak-kakak kelasnya.


Hal ketiga yang membuat saya merasa kagum, ga tau kenapa kok rasanya hati ini tenang banget liat wajah-wajah para guru baik laki maupun perempuan. Mereka nampak sangat menjiwai profesi mereka sebagai guru, dan sangat menyadari bahwa apapun gerak-gerik mereka, tutur kata mereka adalah bisa menjadi tauladan atau contoh bagi murid-muridnya. Ditambah lagi, saat menyampaikan pola didik mereka, Thoriq menyusun pemahaman belajar berdasarkan A3B, yaitu Ahlak-Al Quran-Akademis dan Bahasa. Untuk hal ini, kembali membuat saya terharu dan merasa (In shaa Allah) keputusan kami dalam menyekolahkan anak di sekolah ini adalah tepat. Teringat sekitar 2 tahun lalu, saat Nadeem masih di kelas Playgroup, saat cukup banyak ortu yang bahas bahwa SDIT Thoriq ini bagus, dan SDIT favorit di Bekasi. Saya sama sekali tidak tertarik dan justru merasa takut kalo anak saya sekolah disana. Ketakutan saya adalah, saya takut anak saya ga mampu ngikutin pelajarannya yang katanya, banyak sekali hafalan Al Quran, karena memang mereka dituntut untuk menghafal Al Quran minimal 2 Juz. Tapi semua hal itu runtuh, saat pertama kali datang ke Thoriq untuk sekedar ingin tau tentang sekolah ini. Jawaban sang guru atas kekhawatiran saya bahwa Nadeem takutnya ga bisa ngikutin pelajaran, menjadi alasan kami akhirnya mendaftarkan putra kami ke SD Thoriq, "Awalnya cukup banyak anak-anak yang perlu banyak bimbingan, tetapi dengan metode setiap hari kami terapkan ke anak, lama-lama anak yang tidak bisa menjadi bisa karena terbiasa".

Saat tiba waktu pulang, anak saya pun keluar kelas dengan wajah sumringah. Di perjalanan pulang, dia bercerita tentang kegiatannya di kelas bersama teman-teman barunya, yang lalu ia simpulkan,"seru mi.. Nadeem seneng sekolah SD daripada TK". Alhamdulillah.. Semoga berbagai kekaguman saya di hari pertama sekolah ini, bisa terus bertumbuh. Sehingga anak saya, kami orang tua dan pihak sekolah bisa bekerja sama dengan baik, dalam mencetak generasi muda berikutnya, yang unggul, soleh dan cerdas. Aaamiin..


-- Curahan hati seorang ibu --

Mendidik Anak Untuk Bahagia

Add caption Beberapa hari lalu, tepatnya pas anak-anak didik saya di SFC Kids Futsal latihan, ceritanya saya membagikan piala yg sudah ...