Astaghfirullah... kalimat itu yang terbersit dalam hati saya, saat hendak turun dari mobil untuk membuka pagar rumah saya. Bagaimana tidak, diatas kap bagasi mobil saya, terdapat 4 logam uang Rp 50. Seingat saya, saat melintasi sebuah pertigaan di dekat kompleks rumah saya, saya memberikan uang tersebut kepada seorang polisi cepek yang sedang “bertugas”.
Karena kejadian itu, saya sempat tanya ke teman saya, apakah uang Rp 50 itu sudah ga laku lagi? Menurut dia di beberapa tempat sudah tidak laku, sopir angkot pun ga mau nerima uang 50 perak itu. Tapi apapun itu, saya ga pernah berniat sedikit pun untuk mencemooh si polisi cepek itu dengan memberikan uang 50 perak sebanyak 4 buah itu (totalnya Rp 200). Tapi ternyata, tanpa sepengetahuan saya, uang itu setelah dia terima dia letakkan kembali ke atas bagasi mobil saya, yang ternyata tidak jatuh hingga saya tiba di rumah. Ckk..ck.. apakah ini bisa dinamakan dia menolak rezeki? Hebat ya manusia jaman sekarang, udah miskin..sombong lagi..! Ya Allah.. mohon hamba-Mu ini senantiasa diingatkan agar tidak berlaku sombong seperti si polisi cepek itu.
Daripada bete mikirin tingkah si polisi cepek. Saya nonton TV, tepat saat itu sedang diputar sinetron Para Pencari Tuhan 2. Wah.. ini sinetron favorit saya pada Ramadhan tahun lalu. Tanpa pikir-pikir saya terus manteng tuh sinetron sampai selesai, karena kebetulan saya juga lagi “libur” sholatnya . Hampir di setiap scene yang ditampilkan, saya senantiasa tergelak dengan dialog dan ekspresi para pemain sinetron itu. Sungguh sebuah karya yang indah dan penuh syiar. Sinteron religi yang dikemas secara komedi ini, betul-betul mengalir dialognya dan terkesan apa adanya. Banyak sekali pesan moral yang muncul dalam setiap dialognya. Meski baru episode awal, saya yakin sinetron ini banyak peminatnya.
Karena kejadian itu, saya sempat tanya ke teman saya, apakah uang Rp 50 itu sudah ga laku lagi? Menurut dia di beberapa tempat sudah tidak laku, sopir angkot pun ga mau nerima uang 50 perak itu. Tapi apapun itu, saya ga pernah berniat sedikit pun untuk mencemooh si polisi cepek itu dengan memberikan uang 50 perak sebanyak 4 buah itu (totalnya Rp 200). Tapi ternyata, tanpa sepengetahuan saya, uang itu setelah dia terima dia letakkan kembali ke atas bagasi mobil saya, yang ternyata tidak jatuh hingga saya tiba di rumah. Ckk..ck.. apakah ini bisa dinamakan dia menolak rezeki? Hebat ya manusia jaman sekarang, udah miskin..sombong lagi..! Ya Allah.. mohon hamba-Mu ini senantiasa diingatkan agar tidak berlaku sombong seperti si polisi cepek itu.
Daripada bete mikirin tingkah si polisi cepek. Saya nonton TV, tepat saat itu sedang diputar sinetron Para Pencari Tuhan 2. Wah.. ini sinetron favorit saya pada Ramadhan tahun lalu. Tanpa pikir-pikir saya terus manteng tuh sinetron sampai selesai, karena kebetulan saya juga lagi “libur” sholatnya . Hampir di setiap scene yang ditampilkan, saya senantiasa tergelak dengan dialog dan ekspresi para pemain sinetron itu. Sungguh sebuah karya yang indah dan penuh syiar. Sinteron religi yang dikemas secara komedi ini, betul-betul mengalir dialognya dan terkesan apa adanya. Banyak sekali pesan moral yang muncul dalam setiap dialognya. Meski baru episode awal, saya yakin sinetron ini banyak peminatnya.
Jika dihubungkan sama si polisi cepek tadi.. semoga dia juga termasuk yang menonton sinetron Para Pencari Tuhan ini ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar