Senin, 31 Desember 2012

Selamat Ulang Tahun Anakku..


Hanif in action

Dear Hanif anak mami.. selamat ulang tahun ya sayang, tanpa terasa Hanif sudah 2 tahun hidup sehat di dunia, berkumpul sama mami, ayah dan juga abang Nadeem. 2 tahun ternyata adalah waktu yang sebentar untuk mami dalam merawat, menyusui  dan membesarkan Hanif. Rasanya ga percaya bahwa Hanif udah bukan bayi lagi, meski Hanif sampe hari ini masih minum ASI sama mami karena belum bisa disapih.

Begitu banyak kepintaran yang Hanif miliki hingga hari ini, kepintaran yang mami sendiri rasanya ga percaya. Padahal mami merasa hanya lebih sering meluangkan waktu bersama aja sama Hanif, mungkin ga sebanyak dulu waktu abang Nadeem seusia Hanif. Mami dulu memang masih kerja kantoran, sehingga waktu untuk sama Nadeem lebih sedikit dibanding Hanif sekarang. Nadeem pintar ngomongnya karena dulu mbak Ida-nya juga tukang ngomong.. Satu hal yang mami syukuri, mbak Ida minta berhenti kerja, karena mau menikah. Karena disitulah semua berubah, termasuk pola pikir mami.

Mami merasa sangat beruntung punya anak-anak seperti abang Nadeem dan Hanif. Kalian yang membuat mami merasa betul-betul lengkap sebagai seorang ibu. Tidak banyak ibu-ibu muda zaman sekarang yang punya kesempatan atau punya pilihan untuk tidak bekerja dengan atau bekerja, termasuk mami dulu. Dulu mami ga punya pilihan selain harus kerja, demi bisa membantu Ayah dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Alhamdulillah Allah sayang sama kita sekeluarga, dengan memberikan mami pilihan untuk tidak lagi kerja kantoran dan bisa fokus menjaga dan membesarkan anak-anak mami.

Hanif anak mami.. Hanif udah membimbing mami untuk menjadi seorang ibu yang baik. Hanif dan Nadeem lah yang mengajarkan mami untuk terus mencari tau dan mendalami pengetahuan tentang mendidik anak dan berteman dengan anak. Subhanallah.. ga ada guru yang ngajarin mami nak, tapi justru kalian yang ngajarin mami. Begitu cepatnya Hanif menyerap semua hal yang mami ajarkan ataupun tanpa sadar mami munculkan dan ternyata Hanif contoh, membuat mami termotivasi selalu untuk terus memberikan yang terbaik untuk Hanif dan abang Nadeem. Meski baru hari ini Hanif persis 2 tahun, kemampuan Hanif bicara sudah seperti anak usia 4 tahun. Doa sehari-hari Hanif sudah hafal. Banyak lagu yang mami sering nyanyikan menjelang Hanif tidur, ternyata Hanif pun juga sudah hafal semua.. meski masih suka lupa liriknya ya Nif.. 
Hanif dan abang Nadeem main bareng

Mami sadar, apa yang mami tulis saat ini Hanif belum bisa membacanya, mami bacakan pun, mungkin Hanif ga akan mengerti. Tapi mami ingin, suatu hari nanti saat Hanif besar, Hanif mengetahui isi hati dan perasaan mami saat ini. Perasaan bangga seorang ibu yang memiliki anak sepintar Hanif. Insya Allah, mami akan selalu menjaga Hanif dan abang Nadeem, membimbing, mendidik, membesarkan dan mengantarkan kalian ke pintu kemandirian dan kemakmuran yang di ridhoi oleh Allah.

Sekali lagi selamat ulang tahun Javier Hanif Valerian Setianegara.. doa mami dan ayah selalu menyertaimu nak.. Kami semua sayang sama Hanif.. Ya Allah, berilah aku dan suami usia yang cukup untuk dapat menjaga amanahmu ini. Berilah kami rezeki yang halal untuk dapat kami gunakan dalam membesarkan, membimbing dan mendidik anak-anak kami menjadi anak-anak yang soleh. Berikan kesempatan bagi kami untuk dapat mengantarkan mereka ke pintu kemandirian dan kemakmuran yang Kau ridhoi ya Allah.. Aamiin Yaa Robbal ‘aalamiin.. 

Kamis, 06 Desember 2012

A Few Good Men (in my life)


Kiri-kanan : Sutan Saripado (Alm) dan Sutan Sipado


Ga tau apa yang membuat aku terpikir ingin edit foto Almarhum Papaku untuk bisa seolah-olah foto bersama dengan suamiku. Akhirnya, aku ngedit aja tuh foto. Terbayang wajah dan sikap papa dulu waktu jaman aku masih single. Dia kalo tau aku punya teman dekat cowo atau pacar pasti mukanya suka mendadak disetel jadi galak. Padahal muka bokap tuh ya, ga usah disetel galak juga udah keliatan judes mukanya.. hahahah kayak muka aku, anaknya ini.. judes tapi baik hati.. :p

Foto papa ini, diambil tahun 2003 bulan april, saat kakak sepupuku nikah. Dan ternyata Allah memanggil Papaku ditahun yang sama, yaitu 26 November 2003, hari ke-2 lebaran Idul Fitri waktu itu, di Bandung. Sementara foto suamiku ini diambil di tahun 2011, bulan Desember di acara nikahan adikku Elin. Waktu papa meninggal, aku belum bertemu dengan suamiku, Deni. Baru tahun 2004 aku kenalan dan baru pacaran di tahun 2006. Artinya, ya memang bokap tuh ga pernah ketemu sama suamiku.

Yang bikin penasaran itu, bokap kan orangnya judes kalo sama temen cowo yang pada dekat sama aku. Kayaknya ga ada yang dia suka deh, hahaha.. Ya mungkin para cowo itu kurang bisa mengambil hati bokap pada masa itu ya. Nah, sementara suamiku ini, menurut aku orangnya sangat supel, cepat sekali akrab dengan orang, seorang pendengar yang baik dan lawan bicara yang menyenangkan. Beberapa kesamaan antara papaku dan suamiku adalah, mereka sama-sama perokok berat. Satu hobi yang aku paling sebelin. Kesamaan lain adalah, mereka sama-sama berdarah padang dan sangat tinggi rasa kedaerahannya. Kalo tau lawan bicaranya orang Padang, diajakin ngomong Padang dah tuh. 

Makanya, aku suka berandai-andai, kalo almarhum papaku masih ada, kira-kira apa yang ada dalam pikirannya? Kegiatan bersama apa yang akan mereka lakukan saat bertemu? Ya Allah, sampaikanlah kepada almarhum papaku yang 3 Desember 2012 lalu berulangtahun yang ke-60, bahwa kami merindukannya dan selalu mendoakannya. Semoga aku dan suamiku bisa mencontoh, cara almarhum papa dalam menjalani dan mempertahankan rumah tangganya dengan mamaku, langgeng hingga akhir hayat. Aamiin ya robbal ‘Aalamiin..

Rabu, 05 Desember 2012

Pengalaman ng-MC di acara Kemenpora RI



Pengalaman ng-MC kali ini terasa beda dari event-event sebelumnya. Selasa, 5 Desember 2012 malam yang lalu, bertempat di Hotel JW Marriot Jakarta, saya diminta menjadi MC. Ini job rada mendadak sebenernya, tapi untungnya pas lagi ga ada jadwal ng-MC atau acara keluarga lainnya pada hari itu. Ceritanya ini adalah acara Gala Dinner, perjamuan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga RI terhadap rombongan kontingen dari China atau China Youth Delegations. Mereka terdiri dari ratusan orang yang berprofesi sebagai Atlet, Pengusaha, Wartawan dan juga dari pemerintahan negaranya. Ya mereka adalah wakil negaranya untuk hubungan kepemudaan antara Indonesia dan Cina. Baca: http://kemenpora.go.id/index/preview/berita/6878

Di depan Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, DR. Alfitra Salamm APU, Asisten Deputi Sumber Daya Pemuda, Amung Ma'mun, Kabag Humas Ahmad Arsani, perwakilan DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jakarta dan seluruh anggota China Youth Delegations, saya memandu acara yang berlangsung selama kurang lebih 3 jam itu. 

Well, kali ini terasa beda, karena saya dikasih pasangan ng-MC seorang cowo Cina bernama Panji. Menjadi seru, karena ternyata Panji ini tidak biasa memandu acara, tetapi memang sering diminta oleh rombongannya untuk menjadi entrepreteur (penerjemah) bagi rekan-rekannya untuk acara-acara jamuan seperti ini. Jadilah saya tidak hanya memandu acara secara umum, tetapi juga memandu Panji agar dia tau kapan dia mulai menterjemahkan kalimat-kalimat yang saya ucapkan, kedalam bahasa Cina. Bahkan dia sendiri kesulitan saat menyebutkan nama saya pada saat kami memperkenalkan diri. “Aa..Tita.. ee Ibu Sari..”, kata Panji sambil tersenyum dan menunduk ke saya, tanda mohon maaf karena sulit menyebutkan nama saya. Hahahahaha.. Saya pun santai saja, menanggapinya didepan ratusan tamu yang hadir, karena saya juga ingin membuat Panji bisa rileks saat mendampingi saya ng-MC di depan.
Saya bersama Panji. Kenapa fotonya kebalik ya??!

Acara jamuan makan malam ini dibuka dengan tarian khas Betawi, Kinang Kilaras yang membuat decak kagum dari semua anggota China Youth Delegations. Itu terlihat dari kekhusyukan dan banyaknya HP yang on untuk memotret dan merekam tarian tersebut. Lalu dilanjutkan dengan pertunjukkan Kungfu dan Tai Chi oleh perwakilan China Youth Delegations, sebagai penampilan ramah tamah balasan dari mereka. Sungguh mengesankan buat saya..  Betapa hubungan kedua negara ini, dibina dengan baik dalam kegiatan ini, yang sesungguhnya (mungkin) hanya kegiatan kecil dari sekian banyak agenda Kemenpora RI. Lalu ada seorang gadis China bernama Betty yang menyumbangkan sebuah lagu berbahasa Cina namun bergenre seriosa. So wonderful! Si Betty ini sebetulnya memiliki nama Cina, tetapi dia tau, saya akan kesulitan menyebutkan maupun membuat spelling-nya, makanya dia hanya kasih saya nama internasionalnya. Baca : http://kemenpora.go.id/index/preview/olahraga/6885
Saya diapit Betty (kiri) si penyanyi seriosa dan Karena (kanan).

Rombongan dari China Youth Delegations ini akan berada di Indonesia hingga tanggal 10 Desember 2012 mendatang, dengan berbagai agenda yang cukup padat akan mereka jalani. Diantaranya akan berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah dan juga ke Yogyakarta. Have fun ya guys..! Enjoy our lovely Indonesia..



Senin, 03 Desember 2012

Saya dan Jilbab Saya

Ga kerasa udah setengah tahun saya pakai jilbab :) Alhamdulillah Ya Allah.. selalu diberikan petunjuk dan keyakinan dalam menjalani kehidupan hingga hari ini. Mungkin saya jadi ingin flashback atas kehidupan saya beberapa bulan yang lalu, tepatnya Mengapa akhirnya seorang Nita memutuskan untuk berjilbab?

Saya tumbuh sebagai seorang gadis yang tomboy, sejak kecil hingga dewasa, hal-hal yang disukai laki-laki, saya juga suka dan bisa melakukannya. Ya contoh aja, waktu kecil anak perempuan mainnya boneka, saya mah mainnya mobil-mobilan. Ekskul di sekolah, anak cewe ikutan cheerleaders atau pramuka, saya ikutnya basket. Anak cewek suka pake highheels ke kampus, saya pake sepatu kets. Wah pokonya mah tomboy deh! Saya sendiri sampe ga terpikir akan segera menikah dan punya 2 anak seperti sekarang ini. Alhamdulillah sekali lagi..

Kembali ke hidayah berjilbab. Waktu itu tahun 2011, saya melihat temen-temen kecil saya sudah berjilbab semua, lalu ibu-ibu di komplek tempat saya tinggal juga hampir semua berjilbab. Sempat terpikir, saya kapan ya..? Waktu itu jawaban dalam hati saya adalah, saya pengen pakai jilbab, tapi... ada banyak tapi dalam pikiran saya. Seperti saya takut hobi saya untuk berolahraga jadi terhambat karena pakaian olahraga untuk orang berjilbab kan ribet, lalu nanti rekan-rekan dikantor apa kata mereka kalo liat saya pakai jilbab, lalu ini dan itu.. serta banyak lagi alasan yang saya munculkan sendiri.

Hingga suatu hari saya bertemu dengan adik sepupu saya, Uti biasa dia kami panggil. Penampilan Uti berubah karena dia sudah mengenakan jilbab. Subhanallah.. saat melihat dia pakai jilbab, hati saya tergetar, kaget, kagum, sedih, malu, bangga, semua campur aduk. Saya kaget karena seorang Uti yang saya kenal adalah seorang gadis yang aktif dan sangat mobile kegiatannya. Uti termasuk atlet softball di SMU-nya dan punya banyak kegiatan di sekolahnya. Saya kagum dengan adik sepupu saya ini, karena dia memutuskan berjilbab di usianya yang menurut saya dulu, usia yang sedang seru-serunya untuk berekspresi dengan berbagai gaya pakaian tren anak muda saat ini. Uti seperti tidak peduli dengan kegiatannya main softball yang bisa jadi ribet kalo pake jilbab, atau alasan karena dia masih belum menikah (kebanyakan wanita jaman sekarang berniat pake jilbab kalo sudah menikah atau kalo sudah tua) dan atau alasan pake jilbab itu panas. Sepertinya semua alasan yang sebetulnya ga bisa jadi alasan itu, tak membuat niatan Uti untuk berjilbab menjadi surut.
Bersama Uti (kiri) my inspirator dalam menggunakan jilbab.
Sejak saat itu, saya jadi merasa sering ga tenang dengan pertanyaan dalam hati saya,"Jadi, kamu kapan pake jilbab Nit?" Singkatnya, akhir tahun 2011 saya resign dari pekerjaan saya. Lalu di hari-hari saya berikutnya yang lebih banyak saya habiskan bersama anak-anak dirumah, saya merasa semakin ga tenang. Keinginan untuk menggunakan jilbab semakin kuat, tetapi saya merasa masih terlalu banyak alasan untuk menundanya. Tetapi Alhamdulillah, saya dituntun Allah untuk memantapkan hati untuk betul-betul mewujudkan niatan saya untuk berjilbab. Saya pun memanfaatkan hari ulang tahun saya sebagai moment hijrah bagi diri saya. Tepat memasuki usia 31 tahun, saya resmi menggunakan Jilbab.

Subhanallah.. dukungan dari anak-anak, suami dan juga teman-teman dekat sangat baik. Mereka memuji penampilan saya dalam menggunakan jilbab. Menurut mereka, saya telihat lebih cantik dengan jilbab saya. Hahahaha.. terima kasih ya! Eh tapi beneran nih, anak saya yang paling kecil itu dulu belum bisa ngomong, waktu pertama liat saya pakai jilbab, dia liatin saya terus sambil senyum-senyum. Trus yang besar waktu itu belum genap 4 tahun, dia juga dengan polosnya bilang," mami cantik deh pake kerudung".
Saya dengan suami dan anak-anak

Syukur Alhamdulillah, sejak pakai jilbab saya merasa lebih tenang, lebih nyaman dan merasa "naik kelas" dari "kelas" saya sebelumnya. Dan diluar dugaan saya, jilbab ini pula yang menuntun perilaku saya untuk menjadi wanita (manusia) yang lebih baik lagi. Saya seperti dituntun untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengan mengurangi bahkan menghilangkan perilaku-perilaku buruk yang ada dalam diri saya. Tapi satu hal yang perlu saya ingatkan dan bagi kepada teman-teman, bahwa janganlah menggunakan jilbab semata-mata karena mengikuti tren atau karena saran orang. Ketika itu datang dari diri sendiri, Insya Allah penampilan baru kita itu juga menjadi tampilan bagi hati kita.. Maksud saya, pernah dengan istilah "yang penting hatinya yang dijilbabin, bukan cuma kepala aja". Nah, saya berkesimpulan, kalo orang pake jilbab karena ikut tren atau karena suruhan orang lain, ya biasanya hatinya belum "berjilbab juga". Tapi kalo dari diri sendiri yang Insya Allah atas tuntunan Allah.. Insya Allah ga hanya kepala yang dijilbabin, tapi hati juga.. :) Aamiin.

Selasa, 02 Oktober 2012

Parenting : Belajar Berkompetisi dan Berusaha

Awalnya saya hanya mencari cara yang efektif untuk mengajari anak saya membaca dan berhitung. Tentunya kan harus dari dasar belajarnya, mulai dari huruf abjad, angka dan huruf hijayyah. Saya melihat anak saya yang sulung, Nadeem (4 tahun) adalah anak yang audio-visual, alias dia cepat menangkap apa yang diajarkan jika disampaikan dengan aktraktif, melalui lagu, gerakan fisik dan suasana yang menyenangkan. Dia bener-bener ga mau tuh kalo disuruh belajar dengan cara duduk depan meja, buka buku trus belajar. Tidak akan lebih dari 5 menit deh dijamin situasi itu. Tetapi ketika suasana belajar sudah diciptakan sedemikian playful-nya, tetap saja anak saya ga betah belajar lama dirumah.

Nadeem, (paling kiri) bermain dan belajar bersama teman-teman di Khalifah Preschool Bekasi

Hingga akhirnya terpikir di benak saya ide untuk belajar bersama dengan anak-anak tetangga saya yang juga sama-sama duduk di bangku TK A. Well, thanks to our new Saung ya.. hahaha.. Ceritanya dirumah tuh baru pasang saung, yang memang untuk jadi pengganti teras rumah. Ternyata si saung ini bener-bener memberikan inspirasi untuk saya sebagai seorang ibu untuk punya cara mengajari anak belajar. Singkatnya, ceritanya saya sengaja mengundang beberapa teman main Nadeem dirumah seperti Arya, Nayla dan Latiffa. Oiya, Nadeem juga ingin ajak Elya teman main dirumah yang juga satu kelas di sekolahnya, tapi hari ini Elya lagi ga main keluar. Waktu anak-anak ini saya ajak untuk belajar bersama di Saung rumah kami, mereka exciting sekali. Apalagi saat saya bilang bahwa untuk yang paling pintar, akan ada hadiah setiap kali pertemuan.

Hari pertama belajar bersama, saya menerapkan konsep baca bersama dulu, untuk mengetahui bahwa mereka memiliki kisaran pengetahuan yang sama. Lalu saya buat konsep belajar ala kuis seperti Cerdas Cermat (jamannya TVRI berjaya dulu ya itu acara). Terlihat sekali anak-anak ini antusias belajar, terutama anak saya. Nadeem terlihat semangat dan bisa mengikuti ritme belajar dan permainan yang dimainkan. Tanpa terasa waktu belajar yang dibuat ala kuis ini mencapai 1 jam. Wooww.. rekor nih selama ngajarin Nadeem belajar :D  Setelah ditotal skor masing-masing anak, ternyata Nayla yang skornya paling unggul, beda 2 poin dari Nadeem dan diikuti Arya dan Latiffa. Seperti janji saya pada anak-anak ini, yang menang dapat hadiah. Hadiahnya pun sebetulnya hanya berupa 1 plastik snack anak-anak.

Belajar bersama pun bubar. Nadeem yang skornya bukan yang terbanyak mau tidak mau harus mengalah dan tidak mendapatkan hadiah. Ternyata anak saya ini menangis karena tidak mendapat hadiah. Ga tanggung-tanggung dia nangis sampe sesenggukan. Ketidakberhasilannya mendapatkan hadiah membuatnya menangis. Sesaat saya sempat bingung menghadapinya, saya sempat iba dan hampir berkata bahwa dia juga akan saya kasih hadiah nanti didalam rumah. Tetapi dalam hati saya menahan ucapan itu, sebab jika saya memberikannya hadiah yang sama dengan Nayla yang menang hari ini, itu artinya sama saja dengan memberi kemudahan pada anak saya. Dan poin tentang pelajaran "BERUSAHA" menjadi tidak tersampaikan dengan baik, justru nanti tanpa saya sadari saya malah mengajarkan anak saya untuk mencari "Jalan Pintas". Astaghfirullaah.. Saya sendiri ga tau, kenapa bisa sejauh itu pikiran saya. Tiba-tiba saya sadar bahwa apa yang saya lakukan hari ini dalam hal mendidik anak saya, tidak hanya mengajarkannya membaca dan berhitung saja. Hari ini saya juga sedang mengajarkan dia, apa yang disebut kompetisi, berusaha, sportif dan sikap tidak putus asa. Hal-hal yang mungkin tidak ada di kurikulum nasional tapi ada dalam kurikulum kehidupan kita sehari-hari.

Ya, kadang-kadang kita lupa dengan pelajaran kehidupan kita sehari-hari, terkait nilai dan norma. Kita terlalu fokus dengan hal-hal yang sifatnya administratif. Kembali ke Nadeem anak saya yang terus menangis. Saya biarkan dia menangis untuk menumpahkan kekesalannya, lalu saya ajak dia bicara. Saya jelaskan mengenai konsekuensi dalam berkompetisi. Dengan bahasa yang sesederhana mungkin, saya sampaikan ke anak saya, bahwa dalam hidup ini ketika kita menginginkan sesuatu, harus ada usaha untuk mendapatkannya. Mereka yang mendapatkan apa yang mereka mau adalah orang-orang yang berusaha, semangat dan pantang menyerah. Ketika kita tidak berusaha, maka kita kalah dari yang lain. Saya katakan pada dia, "Hari ini Nadeem gagal, besok Nadeem harus coba lagi, karena ketika Nadeem belajar dengan sungguh-sungguh, fokus dengan tujuan Nadeem, pasti Nadeem akan mendapatkan apa yang Nadeem mau.." Saya melihat matanya yang berkaca-kaca karena masih menangis seperti terpancar keinginan untuk mencoba lagi, seolah berkata,"Iya Mi, Nadeem mau coba lagi besok.." meski ia masih menangis.

Subhanallah.. hari ini saya mengajari anak saya belajar, tanpa sadar saya pun belajar dari apa yang ditunjukkan anak saya hari ini melalui sikapnya. Dan atas apa yang sudah terjadi hari ini, Insya Allah akan terus saya jalankan demi kemajuan anak saya, demi cita-cita saya dan suami untuk menjadikan anak-anak kami sebagai anak-anak yang Soleh, cerdas dan berguna bagi keluarga dan bangsanya. Aamiin ya Robbal 'Alamiin..

Sabtu, 29 September 2012

Pola Asuh Anak ala Eastern vs Western?

Membaca berita tentang tawuran pelajar yang sampe menghilangkan nyawa anak sekolah bikin bergidik deh.. apalagi ternyata yang tewas itu adalah korban acak alias bukan target tetapi bernasib apes karena sedang berada di sekitar lokasi tawuran. Masya Allah.. jadi ngebayangin kalo anak-anak saya yang laki-laki 2 biji eh 2 orang ini kalo udah pada gede-gede :(

Tapi membahas soal itu, saya jadi inget dengan e-article yang dulu pernah saya baca (sayang link-nya dulu ga sempat di-copy). Kira-kira begini isi artikelnya, yaitu menyebutkan bahwa  pola asuh ala Eastern yang dalam hal ini pola asuh keturunan Cina lebih banyak mencetak anak-anak yang berhasil daripada pola asuh ala Western yang dalam hal ini American Style. Di artikel itu dibahas bahwa pola asuh ala Eastern yang dikembangkan masyarakat keturunan Cina adalah pola asuh yang lebih kepada mendikte anak, keras/tegas dan sangat menjunjung tinggi hubungan anak dan orangtua. Sedangkan pola asuh ala Western yang dikembangkan masyarakat barat atau ala American Style, digambarkan adaah pola asuh yang merangkul anak, hubungan anak dan orangtua dibuat seperti hubungan pertemanan alias tidak berjarak. Ya bahasa kerennya pola asuh yang lebih demokratif.

Di usia saya pada saat itu yang kebetulan pada saat baca artikel itu sudah menikah dan beranak 2, saya mengevaluasi diri saya saat masih kecil dulu. Pola asuh mana yang saya dapat saat masih kecil dulu. Lalu saya pun juga melihat ke pola asuh orangtua muda zaman sekarang yang cenderung permisif menurut saya terhadap anak-anaknya. Mungkin mereka ingin menerapkan pola asuh ala western yang digadang-gadangkan adalah pola asuh paling tepat untuk zaman sekarang, yang merangkul anak, yang menjadikan anak layaknya seperti teman. Tapi beberapa kasus (tidak semua loh ya) saya justru melihat anaknya jadi kurang ajar, sementara orangtuanya pun jadi seperti memaklumi tingkah anaknya tersebut karena menganggap itu adalah bagian dari proses mereka belajar.

Lalu saya pun mengevaluasi pola asuh yang saya terapkan pada anak-anak saya saat ini. Tanpa saya sadari, saya seperti sedikit menduplikasi pola asuh orangtua saya dulu terhadap saya. Dulu, mama saya yang lebih dominan mendidik saya dan adik-adik saya. Mama saya cenderung mendikte, keras dan tegas dalam mendidik saya dan adik-adik saya. Yang namanya dicubit, dijewer, disabet pake lidi, disetrap sampe dijemur di tengah siang hari bolong, itu udah saya rasakan waktu jaman kecil dulu. Woww.. kalo dipikir-pikir mama saya galak banget yak.. ;) Tapi Alhamdulillah, setelah saya dewasa dan punya anak, hal itu justru menjadi hal yang menggelikan buat saya. Kenapa? karena hukuman-hukuman itu ya saya terima karena kenakalan-kenajkalan saya sendiri dan karena ketidakpatuhan saya terhadap orangtua. Sehingga pada saat itu, karena seringnya saya dihukum, saya pun tertanam di otak saya bahwa jika saya nakal dan tidak patuh maka saya akan dihukum. Sehingga saya pun dengan sendirinya berusaha menjaga sikap agar tidak dihukum. Dan sekali lagi saya mensyukuri bahwa saya punya orangtua yang dulu mendidik saya dengan keras, karena saya merasa saat ini saya tumbuh menjadi pribadi yang siap dan tahan banting, hahaha..

Kembali ke soal pola asuh ala eastern dan ala western tadi. Menurut saya kedua pola asuh ini menawarkan konsep yang sama-sama bagus, selama kita tau kadarnya dan tujuannya. Tetapi yang ndelalah-nya kan.. (menurut saya) ada beberapa orangtua yang mengadop konsep ala western atau eastern itu secara bulat-bulat tanpa memahami konsep dan tujuannya. Ortu yang marahin anak, hayu aja anaknya dimarahin terus.. ini ga boleh iotu ga boleh, ga nurut cabok..! Trus ortu yang (mengaku) demokratif, saat anaknya berlaku ga sopan, misalnya ada teman orangtuanya yang saat itu mungkin lagi bad hair day, trus anaknya langsung nyeletuk,"iih tante jelek banget sih.. kok oomnnya mau ya sama tante.." Orangtua si anak hanya tertawa dan menganggap itu adalah bagian dari kritisnya sang anak dalam menyikapi hal di sekitar mereka. Nah, ini loh yang menurut saya harus hati-hati..
Jamael Nadeem & Javier Hanif

Seperti yang tadi sempat saya sampaikan saya saat ini tanpa saya sadari telah mengadopsi pola asuh ala mama saya, which is cenderung ke pola asuh ala Eastern. Saya bilang, anak saya Jamael Nadeem (4 thn) dan Javier Hanif (1,5 thn), saat ini dua-duanya udah ngerasain yang namanya saya jewer, saya strap dan saya pukul kakinya. Saya ga membenarkan apa yang saya lakukan (jewer-strap-sentil anak) terhadap anak-anak saya, tetapi saya lebih tidak membenarkan lagi kenakalan-kenakalan dan keisengan (yang membahayakan) anak-anak saya. Itulah yang membuat saya marah dan sesekali menjewer dan menyentil mereka. Tetapi setiap kali saya marah, saya kasih waktu bagi anak-anak saya untuk sendiri untuk mereka berpikir akan kesalahannya, meski saya juga tau anak umur segitu mana bisa mikir begitu yak.. Maksud saya moment kasih mereka waktu berpikir adalah moment dimana saya pun bersikap acuh kepada mereka, saya diemin anak-anak saya. Mereka panggil saya ga sahutin, saya diemin. Sehingga saya yakin timbul perasaan ga nyaman di mereka akan situasi itu. Setelah saya anggap cukup waktunya (biasanya sekitar 15 menit), saya panggil mereka untuk menghadap saya sebagai maminya. Saya tanyain tuh, mereka tau ga kenapa maminya marah-marah, meski jawaban mereka biasanya selalu ga tau, buat saya pribadi disitulah proses mereka belajar. Belajar untuk tau mana yang boleh dan tidak serta mana yang benar dan salah.

O iya, btw dulu saya suka banget nonton tayangan Super Nanny di Metro TV, karena beberapa tips-nya menurut saya bisa saya terapkan ke anak-anak saya. Saya belajar mengenai pojok hukuman, eye contact dengan posisi mata sejajar dengan anak, dan suara datar namun tegas ya dari tayangan itu. Kembali ke anak-anak saya, setiap kali mereka kelar saya marahin, saya selalu ajak anak-anak untuk ngobrol, ya ga langsung ngakrab, tapi lebih ke ngomong yang menasehati, lalu diakhiri dengan ucapan "maaf". Saya minta maaf ke mereka karena sudah memarahi mereka, dan saya bilang saya marah karena saya sayang mereka. Satu ucapan yang saya pakai dan itu adalah ucapan mama saya ke saya dulu,"Masih kecil inilah kalian mami didik dan marahin, kalau udah besar udah ga guna.." Dan untuk situasi saya saat ini saya juga menambahkan kalimat,"kalian laki-laki, masih kecil ini mami didik, kalau udah besar mami marahin, kalian mungkin pergi minggat kalo dimarahin.." Hahahaha.. amit-amit ya.. semoga anak-anak saya jadi anak-anak soleh yang berbakti sama orangtua dan berguna bagi lingkungan dan bangsanya.

Jadi menurut saya, pola asuh western ataupun eastern, keduanya adalah baik. Tapi untuk penerapannya harus dikembalikan ke kondisi keluarga dan anak masing-masing. Sejauh ini untuk keluarga saya, mixed eastern-western adalah yang terbaik. Kalau menurut keluargamu?

Minggu, 16 September 2012

KFC Musicaholic Menjaga Stabilitas Bisnis KFC


 
Hari libur sekolah ceritanya ajak anak main ke playground dan makan di restoran cepat saji, yang kali ini harus saya sebutkan nama restonya, karena tulisan saya kali ini berhubungan dengan apa yang mau saya sampaikan. Ceritanya saya makan di KFC cabang yang kesekian ratusnya di daerah Bekasi. Saat sedang antri hingga makan, pikiran saya memuji akan keberhasilan band-band cemen yang “jualan” CD di KFC jadi band yang cukup bernama. Tapi ternyata kan kenyataannya ga Cuma band-band cemen aja yang “jual” CD, akhirnya banyak penyanyi solo ternama atau pun band besar akhirnya “jualan” CD di KFC ini. Ga tau deh, mereka yang mau atau management KFC yang nawarin mereka. Yang pasti pada akhirnya pasti kesepakatan mereka adalah Win-win-win solutions.

Yang saya tau, band yang ga terkenal yang pertama kali “jualan” CD di KFC adalah… wah?! Saya aja lupa nama band-nya.. tapi saya ingat betul lagunya, salah satu penggalan liriknya gini,”..bukannya aku takut akan kehilangan dirimu, tapi aku takut kehilangan cintamu..” Apa ya nama band-nya.. Ya itulah ya. Kalo ga salah itu sekitar 5 atau 6 tahun yang lalu ya. Hingga akhirnya sampe sekarang bejibun penyanyi dan band yang jual CD di KFC. Mungkin  saat ini udah pake waiting list ya.. Mulai dari penyanyi cilik, sampe penyanyi yang udah gede baik dari usia maupun namanya. Sebut aja yang tadi sempat saya liat CD-nya di jual di KFC, TRUTH. ini adalah Duo-nya Titi DJ dengan Ruth Sahanaya. Sedikit bahas ya, TRuth ini mungkin pecahannya 3 DIVA ya, setelah gara2 perceraian KD ama Anang, grup trio garapan Anang Hermansyah dan Jeffry Waworuntu ini jadi vakum yang mungkin sekarang juga udah bubar ya..? Tau ah..

Kembali ke beberapa penyanyi dan band yang CD-nya dijual di KFC, ada Agnes Monica, Slank, Ello, Opick, Umay bahkan band yang baru kayak Merpati? Iya ya.. kalo ga salah itu namanya, kok kayak nama maskapai penerbangan ya.. hehehehe. Ya dari berbagai nama band dan penyanyi, mulai dari yang sudah tenar hingga yang ingin tenar, saya melihat ada sebuah sistem yang baik dibalik management KFC yang membidangi penjualan CD ini. Dulu sekali, saya pernah membaca artikel tentang gebrakan KFC yang tidak hanya menjual makanan cepat saji, tetapi juga membundling penjualan makanannya dengan CD music yang dalam bahasa sales counter KFC, bonus CD. Hal itu dilakukan untuk memberikan sebuah refreshment dalam perkembangan bisnis KFC yang pada masa itu popularitasnya mulai turun dengan banyaknya pesaing di industri makanan cepat saji.  Sebuah hal yang tidak lazim pada masa itu, terkesan melawan arus dan bahkan mungkin oleh sebagian orang mencap, band-band yang CD-nya dijual di KFC adalah band-band kampung. Mungkin iya, pada masa-masa awal dirintisnya usaha itu. Bahkan menurut saya KFC maupun band yang CD-nya dijual di KFC mempunyai resiko image-nya saling bergantung. Kalau lagu band yang KFC jual adalah lagu yang ga laku di pasaran, itu mempengaruhi image KFC yang saat itu sedang redup menjadi semakin redup lagi. Sebaliknya, jika band tersebut lagunya bagus dan laku di pasaran, band tersebut seperti turun kelas, karena jualan CD di restoran cepat saji. Kayak ga mampu nembus toko-toko kaset besar aja..

Karena terus terang aja, buat saya contoh nyatanya adalah si band yang lagunya,”..bukannya aku takut akan kehilangan dirimu..tapi aku takut kehilangan cintamu..” sampe di alinea ini, saya ga berhasil mengingat nama band ini. Meski lagunya sukses tapi kan bikin orang inget mereka siapa. Tapi yang melekat di otak saya, mereka band jebolan KFC. Inti dari tulisan saya kali ini, saya ingin mengacungi jempol untuk ide KFC yang bekerja sama dengan para band atau penyanyi Indonesia dalam penjualan CD. Saya yakin sekali seiring dengan berjalannya waktu, alasan mereka saat ini bukan hanya untuk merefresh KFC, tetapi sudah bisa masuk ke alasan-alasan yang idealis, seperti ,”Kami KFC ingin dapat menjadi wadah bagi para musisi Indonesia dalam menjual karyanya..” atau bisa juga “ Kami KFC ingin membantu pemerintah dan para pelaku di industri musik Indonesia, agar jangan membeli CD palsu, karena dengan makan di KFC Anda sudah membantu pemerintah dalam mengurangi pembelian CD palsu dan membantu musisi Indonesia dalam menghargai karya musik anak bangsa..” atau bla..bla..bla..

Pastinya untung banget ya.. lah wong sekarang sekelas Agnes Monica dan Slank aja jualan CD disini J Dan selain itu menurut saya, KFC juga sudah berhasil menjaga stabilitas bisnis mereka, yang kalo bahasa industri Radio, positioning KFC sebagai restoran cepat saji lebih jelas dan lebih matang.

Mendidik Anak Untuk Bahagia

Add caption Beberapa hari lalu, tepatnya pas anak-anak didik saya di SFC Kids Futsal latihan, ceritanya saya membagikan piala yg sudah ...