Rabu, 05 September 2012

Maaf, Terima Kasih, I Love You

Pernah ga Anda memberikan sesuatu ke keponakan atau ke seseorang, tapi ketika barang itu berpindah tangan, boro-boro ucapan terima kasih, senyum pun ga ada kita terima. Pada saat itu apa yang ada di benak kita..? Dongkol!

Atau pernah ga, ketika kita sendiri yang melakukan kesalahan terhadap pasangan kita atau mungkin juga terhadap anak kita sendiri, tapi meski kita tau kita telah melakukan kesalahan, ini mulut sepertinya terkunci rapat untuk bilang kata maaf. Pada saat itu apa yang ada dalam benak kita..? Gengsi!

Lalu di lain kesempatan mungkin diantara kita cukup sering menonton film-film barat yang bergenre keluarga. Misalnya Mrs. Doubtfire (saat ini judul yang saya ingat cuma itu,hihihi..). Film-film barat yang bergenre keluarga, pada moment-moment mengharukannya, seringkali ada adegan pelukan antara orangtua dan anaknya yang diikuti dengan kata “I Love you”. Pada saat menyaksikan moment itu, kira-kira apa yang ada dalam benak Anda..? Kalau saya pribadi, saya iri.. Kenapa..? Karena saya tidak diajarkan mengumbar kata I love you itu kepada orang tua saya, maupun sebaliknya. Bukan berarti orangtua saya ga sayang sama saya atau sebaliknya ya.. Tapi memang di masa itu, di keluarga saya khususnya sepertinya memang agak kaku dan kikuk aja jika harus berlaku seperti itu. Dan jarak sebagai orang tua dan anak memang sangat dibentuk oleh keluarga saya. Ada hal positif akan hal tersebut, namun menurut saya ada kurangnya juga.

Hingga saat ini saya sudah berkeluarga sendiri dan memiliki 2 jagoan yang juga sudah mulai kritis akan banyak hal. Saya pun berpikir, ga mau anak-anak saya disebelin orang karena ga mau minta maaf saat salah, tidak mengucapkan terima kasih ketika mendapatkan sesuatu atau dibantu orang lain, serta ringan dalam mengungkapkan perasaannya terhadap orang lain, khususnya dalam hal ini orangtuanya sendiri.


Saya selalu membiasakan anak-anak saya untuk minta maaf jika mereka berlaku salah. Bukan hal yang mudah, karena mereka selalu menangis ketika diminta untuk minta maaf, ya mungkin karena gengsinya itu tadi.. Tapi pelan-pelan mereka mulai bisa mengakui kesalahan mereka dengan cara minta maaf. Sementara untuk kata “terima kasih”, Alhamdulillah.. mereka jauh lebih ringan untuk mengucapkan kata itu, termasuk anak saya yang masih 1,5 thn, sudah bisa bilang “Aciih..” yang artinya terima kasih.

Kata “I love you” atau “Aku sayang mami..”, “Aku sayang ayah..”, “Aku sayang adek..” pun sudah saya biasakan kepada mereka sejak dini, agar mereka menjadi pribadi yang terbuka, khususnya dalam mengungkapkan perasaannya kepada orangtuanya. Karena menurut saya, dari sanalah komunikasi yang berlandaskan kepercayaan dan kenyamanan terbentuk. Artinya hubungan antara anak dan orangtua pun Insya Allah baik dan tidak ada masalah yang terlalu berat untuk diatasi. What do you think?

Tidak ada komentar:

Mendidik Anak Untuk Bahagia

Add caption Beberapa hari lalu, tepatnya pas anak-anak didik saya di SFC Kids Futsal latihan, ceritanya saya membagikan piala yg sudah ...