Pernah ga Anda memberikan
sesuatu ke keponakan atau ke seseorang, tapi ketika barang itu berpindah
tangan, boro-boro ucapan terima kasih, senyum pun ga ada kita terima.
Pada saat itu apa yang ada di benak kita..? Dongkol!
Atau pernah ga, ketika kita sendiri yang melakukan kesalahan terhadap
pasangan kita atau mungkin juga terhadap anak kita sendiri, tapi meski
kita tau kita telah melakukan kesalahan, ini mulut sepertinya terkunci
rapat untuk bilang kata maaf. Pada saat itu apa yang ada dalam benak
kita..? Gengsi!
Lalu di lain kesempatan mungkin diantara kita cukup sering menonton
film-film barat yang bergenre keluarga. Misalnya Mrs. Doubtfire (saat
ini judul yang saya ingat cuma itu,hihihi..). Film-film barat yang
bergenre keluarga, pada moment-moment mengharukannya, seringkali ada
adegan pelukan antara orangtua dan anaknya yang diikuti dengan kata “I
Love you”. Pada saat menyaksikan moment itu, kira-kira apa yang ada
dalam benak Anda..? Kalau saya pribadi, saya iri.. Kenapa..? Karena saya
tidak diajarkan mengumbar kata I love you itu kepada orang tua saya,
maupun sebaliknya. Bukan berarti orangtua saya ga sayang sama saya atau
sebaliknya ya.. Tapi memang di masa itu, di keluarga saya khususnya
sepertinya memang agak kaku dan kikuk aja jika harus berlaku seperti
itu. Dan jarak sebagai orang tua dan anak memang sangat dibentuk oleh
keluarga saya. Ada hal positif akan hal tersebut, namun menurut saya ada
kurangnya juga.
Hingga saat ini saya sudah berkeluarga sendiri dan memiliki 2 jagoan
yang juga sudah mulai kritis akan banyak hal. Saya pun berpikir, ga mau
anak-anak saya disebelin orang karena ga mau minta maaf saat salah,
tidak mengucapkan terima kasih ketika mendapatkan sesuatu atau dibantu
orang lain, serta ringan dalam mengungkapkan perasaannya terhadap orang
lain, khususnya dalam hal ini orangtuanya sendiri.
Saya selalu membiasakan anak-anak saya untuk minta maaf jika mereka
berlaku salah. Bukan hal yang mudah, karena mereka selalu menangis
ketika diminta untuk minta maaf, ya mungkin karena gengsinya itu tadi..
Tapi pelan-pelan mereka mulai bisa mengakui kesalahan mereka dengan cara
minta maaf. Sementara untuk kata “terima kasih”, Alhamdulillah.. mereka
jauh lebih ringan untuk mengucapkan kata itu, termasuk anak saya yang
masih 1,5 thn, sudah bisa bilang “Aciih..” yang artinya terima kasih.
Kata “I love you” atau “Aku sayang mami..”, “Aku sayang ayah..”, “Aku
sayang adek..” pun sudah saya biasakan kepada mereka sejak dini, agar
mereka menjadi pribadi yang terbuka, khususnya dalam mengungkapkan
perasaannya kepada orangtuanya. Karena menurut saya, dari sanalah
komunikasi yang berlandaskan kepercayaan dan kenyamanan terbentuk.
Artinya hubungan antara anak dan orangtua pun Insya Allah baik dan tidak
ada masalah yang terlalu berat untuk diatasi. What do you think?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mendidik Anak Untuk Bahagia
Add caption Beberapa hari lalu, tepatnya pas anak-anak didik saya di SFC Kids Futsal latihan, ceritanya saya membagikan piala yg sudah ...
-
Saat berhaji bersama tahun 2000 Nama lengkapnya Hj. Suhefni Amir, istri dari bapak Alm. H. Adrizal Agus. Mereka menikah pada bulan Ju...
-
Punya masalah rumah lampu besar mobil Anda yang berbahan mika tampilannya buram, sehingga mempengaruhi kualitas lampu saat jalan di malam ...
-
Akhirnya pake sedan lagi.. meski sekarang sedan hatchback. Jadi ceritanya sekarang saya pakai mobil Etios Valco keluaran Toyota yang diprod...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar