Rabu, 29 Januari 2014

Saya Memilih Jadi Orang "Bodoh"

Saya mungkin memilih jadi orang "bodoh", yang berpikir simple (cepat) dalam mengambil kesempatan dan memanfaatkannya semaksimal yang bisa saya lakukan, daripada menjadi orang "pintar" yang karena saking pintarnya, jadi terlalu banyak pertimbangan dan perhitungan untung rugi-nya atau bahasa saya enggan keluar dari zona nyaman, takut mencoba atau menerima tantangan baru. Sehingga akhirnya, ya ga jalan-jalan alias jalan ditempat. Sementara orang lain sudah melesat jauh didepannya, dengan kehidupan yang jauh lebih baik. Btw, pemikiran saya ini ternyata ga salah loh! Itu juga yang sudah dijalani lebih dulu oleh seorang pengusaha sukses Indonesia, Bob Sadino. (Lihat : http://www.youtube.com/watch?v=HKWHuYDKD60 )
Bob Sadino, Pengusaha Sukses Indonesia yang merupakan orang "Bodoh"

Saat tau tentang VSI VPay, saya hanya tau sedikit sekali tentang bisnis ini. Tapi karena ini dimiliki seorang ustadz terkenal dengan reputasinya sebagai ustadz yang sangat menitikberatkan pada sedekah dan otak pengusahanya.. apalagi ini modal awalnya cuma mulai Rp 275 ribu perak, what do you expect gitu loh! Saya langsung daftar. Waktu itu memang saya sempat punya cukup banyak pertanyaan dalam hati saya, beberapa langsung saya temukan jawabannya dengan browsing di internet, beberapa saya jawab sendiri tanpa berusaha cari tau, sebelum akhirnya memutuskan. Karena kadang makin banyak bertanya, malah bikin jadi ragu melangkah.

"Ah gue males ribet, tinggal sms si anu aja kalo pulsa gw abis.." Bener sih.. Tapi pernah terpikir ga, kalo pas kita butuh banget, si anu itu saldonya pas lagi habis, atau bahkan si anu itu ga jualan lagi dst. Gimana? Lalu bagaimana dengan tagihan lainnya..? Tetap harus ke masing-masing loket tagihannya kan..? Tau sendiri bo, saat bulan muda, bisa dipastikan semua bank, semua loket pembayaran tagihan bulanan selalu dipenuhi orang yang antri untuk juga melakukan pembayaran.Untuk setiap kali antri, minimal setengah jam harus Kamu siapkan waktunya. Kalo yang kerja..? Harus berkejaran dengan waktu makan siangnya, waktu tempuh menuju si loket itu dst. Bagaimana yang Ibu rumah tangga? Kadang suka ribet dengan si kecil yang ga mau ditinggal, akhirnya terpaksa diajak. Saat diajak eeehh si kecil ga betah karena kelamaan menunggu. Waah pokoknya ribet deh. Belum lagi kalo hujan dan banjir, makin repot kan untuk keluar rumah untuk bayar tagihannya.

"Gue kan udah pake mobile banking.." Wah bagus kalo begitu.. justru yang habit bayar tagihannya seperti ini, malah sangat cocok untuk gabung di VSI. Kenapa? karena dia hanya memindahkan mobile banking itu ke VSI, semua kemudahan yang dia dapatkan selama menggunakan mobile banking, bisa dia dapatkan di VSI. Bahkan ada bonus tambahan pula! Semua berpeluang dapat bonus, cashback dan poin reward. Sementara di Bank? Anda hanya dapat kemudahannya aja, bonusnya? boro-boro bonus, saking boro-boronya sampe ada guyonan temen saya begini katanya,"Boro-boro dapat undian berhadiahnya bank, hampir 20 tahun saya jadi nasabah bank anu, kalendernya pun saya ga pernah dapet, hahahahaha..". Bahkan temen saya sendiri pun menertawakan keapesannya selama nabung di bank. Padahal jumlah uang kita di bank kan menjadi salah satu faktor yang menentukan nasib sebuah bank. Mungkin kalo mau lihat perbandingannya, coba lihat gambar ilustrasi dibawah ini.
Gambar Ilustrasi Bedanya Mobile Banking dengan VSI Vpay
"Gue masih belum paham soal VSI, nanti aja deh.. lo aja dulu, kalo lo sukses, baru gue join", itu kira-kira kata saudara saya saat saya ajak untuk juga bisa mendapatkan semua kemudahan dan cashback yang sudah saya buktikan sendiri. Kalo yang ini sih, ya jadi DL deh alias Derita Lo kalo saya udah sukses terus situ baru mau join, bisa gigit jari situ, saat orang-orang sudah melesat lari jauh di depan, trus kita baru mau mulai, yang ada ngos-ngosan ngejarnya kan..  :)

"Emang sekarang berapa cashback yang lo dapat dari VSI ini?". Nah kalo jawab pertanyaan ini, jawabannya pasti tidak menarik, karena memang saya sendiri baru 1 bulanan bergabung. Sehingga cashback pun ya belum bisa dinikmati secara nyaman ya. Karena cashback itu baru ditransfer ke rekening pribadi sebagai deposit pribadi apabila sudah mencapai kelipatan Rp 150 ribu. Tapi buat saya, sejelek-jeleknya cara saya menjalankan atau mengembang unit usaha saya di VSI, ya saya bisa pakai sendiri kemudahannya, cashback-nya. Iya kan.. Masih mikir juga untuk bergabung sama saya? Coba lihat beberapa gambar penunjang ini :
Daftar Harga Paket Perdana Member VSI

Ilustrasi Gambaran Jumlah Downline sesuai Paket Usaha yang dipilih.


Ilustrasi Bonus Duplikasi Downline

Konsep Kerja VSI Vpay






Senin, 20 Januari 2014

"Ngebohong Salah, Jujur Malah Tambah Salah"

Mungkin ada yang pernah tau lagunya Slank yang judulnya "Balik Balikin", salah satu bait liriknya adalah "Ngebohong Salah, Jujur Malah Tambah Salah". Tiba-tiba aja liriknya ini yang terngiang di benak saya, saat pagi tadi perbincangan saya dengan putra sulung saya Nadeem (5thn). Ya, saya mendapati anak saya berbuat curang atas salah satu titipin uang tabungannya di sekolah, yang seharusnya ia setorkan ke gurunya. Saya sempat terpikir untuk marah, tapi langsung sadar, masih bagus anak saya jujur cerita ke saya. Kalo ga, mungkin saya ga pernah tau atas kesalahannya dan kalo sudah makin sering dan usia anak saya bertambah, pasti akan lebih sulit memperbaiki.


Ceritanya begini, pagi tadi (21/1/14) seperti biasa saya mengingatkan anak saya akan bekal makan siangnya dan apa aja isi tasnya hari ini, termasuk uang tabungannya yang harus ia setorkan ke gurunya. Saat saya ingatkan uang tabungannya, anak saya bilang ke saya,"Iya, tapi mami jangan bilang Bunda ya..", maksud anak saya, saya ga usah bilang ke gurunya kalau hari ini dia bawa uang untuk tabungannya. Nadeem ngomongnya dengan tenang dan pake senyum. Saya kan bingung ya, kenapa saya ga boleh bilang ke gurunya atas uang tabungan yang saya sisipkan di tasnya? Saya sempat mikir, sampe akhirnya nyambung dengan maksud perkataan Nadeem. "Loh! kenapa mami ga boleh bilang ke bunda? Kamu ambil uang tabungan itu untuk jajan ya??", selidik saya ke Nadeem. Saat itu ekspresi Nadeem berubah bingung, saya melihat mimik wajahnya dia merasa ga ada yang salah dengan yang dia lakukan. Dia sepertinya malah mikir, kenapa saya bertanya balik dengan sewot. Tapi anak saya tetap menjawab pertanyaan saya dengan jujur, dia bilang iya, dia mengakui bahwa dia pernah ambil uang tabungannya itu untuk jajan.

Lalu di mobil itu juga saya coba ingatkan anak saya, bahwa apa yang dia lakukan adalah salah, saya sampaikan bahwa sikapnya itu tidak bedanya dengan pembohong, pencuri dan apa yang dia lakukan adalah perbuatan tidak terpuji yang tidak disukai Allah. Kalau Allah marah, kita bisa dapat hukuman dari Allah, dan seterusnya. Tentu saya sampaikan dengan bahasa dan intonasi yang saya usahakan tidak menghakimi dia. Anak saya hanya diam mendengarkan, saya liat mungkin dia masih belum paham akan apa yang saya sampaikan. Karena mungkin dia pun merasa, tidak ada salahnya dengan apa yang dia lakukan. Sampai di sekolah, saya sampaikan cerita itu ke gurunya, tentunya tidak didepan anak saya. Saya minta gurunya, untuk bisa bekerjasama dengan saya sebagai orangtua untuk bisa mengingatkan anak saya lagi, atas kekeliruan yang dia lakukan. Karena terkadang, anak saya lebih bisa dengar kata gurunya, daripada kami orangtuanya.

Pelajaran yang saya dapat hari ini adalah, pertama saya sangat menghargai kejujuran anak saya. Entah akan seburuk apa dampaknya, jika saya tidak segera tau akan kecurangan anak saya. Kedua, saya pikir, anak saya mempercayai saya, sehingga dia minta saya untuk tidak bilang ke gurunya, soal ada uang tabungan. Dia pikir, saya bisa diajak kerjasama untuk menyembunyikan akal bulusnya. Ketiga, anak saya seorang yang cerdik (baca:cerdas). Kenapa saya bilang cerdik bukan cerdas? karena dalam kamus saya, cerdik itu biasanya kecerdasannya digunakan untuk hal-hal yang kurang terpuji, seperti bohong, cari modus biar ga kena hukuman. Sedangkan kalo cerdas, dalam kamus saya ya kecerdasannya digunakan untuk hal-hal yang positif, seperti misalnya anak saya jago merakit mainan atau bikin lego, bahkan jadi penunjuk jalan alternatif, kalo saya ga tau jalan menuju pulang. Ceritanya dia itu pulang sekolah langganan naik ojek, ojeknya suka ajak lewat jalan-jalan kecil yang baru dia tau, tetapi meski baru dia lewati, Nadeem hapal dengan rute itu. Kudu hati-hati nih mengarahkan anak seperti Nadeem.

Pelajaran lainnya, saya "membantah" lirik lagu Slank yang bilang "Ngebohong Salah, Jujur Malah Tambah Salah.." hehehehe.. Karena dulu jaman saya kecil, saya lebih suka bohong biar orangtua saya ga panjang nanyanya. Sekarang di saat saya punya anak, saya ingin justru anak saya paham dengan kalimat "Berbohong itu SALAH, bersikap Jujur adalah BENAR, meski kadang menyakitkan". Benar dan saya setuju dengan artikel Ayah Edi (baca : https://www.facebook.com/komunitas.sudahpenuh?fref=ts ) yang intinya bilang, Mental Ketidakjujuran adalah sumber bencana berantai sebuah negara. Prihatin dengan negara kita saat ini? Mau beresin negara? ya semua harus dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Didiklah anakmu sebaik mungkin teman.. Selamat beraktifitas :) 

Sabtu, 11 Januari 2014

Susah Memilih Sekolah Anak?

Pusing dan galau. Kira-kira itu kata yang mewakili perasaan saya saat ini. Padahal ini bukan urusan yang gimana banget, tapi ini mengenai urusan pemilihan SD untuk anak saya yang In sha Allah tahun 204 ini masuk SD. Ternyata ga mudah milih sekolah untuk anak. Pertimbangannya ga cuma soal sekolah bagus dan biaya sekolahnya aja, tapi banyak lagi pertimbangan lainnya. Seperti, fasilitas sarana dan prasarana sekolah, SDM gurunya, jarak, waktu belajar, macam ekstrakulikuler, hingga lifestyle sekolah itu. Kenapa pula pake disebut lifestyle?? Ya iya dong, anak kita kan akan sekolah disana ga cuma 1 atau 2 tahun, tapi 6 tahun loh! dan artinya lingkungan itu yang akan jadi keseharian dia selain lingkungan rumah. Maka penting untuk kami selaku orangtua untuk memastikan lingkungan dan lifestyle seperti apa yang akan dihadapi anak kami. Karena itu juga jadi salah satu penentu kepribadian anak kami kelak.

Nadeem (6 thn) putra pertama kami, tahun ini mau masuk SD. Karakter anakku ini dibanding adiknya Hanif (3 thn) agak lebih nyeleneh. Maksudnya ya, Nadeem ini berdasarkan tes sidik jarinya dulu, merupakan anak dengan karakter kinestetik,  yaitu anak yang cukup banyak bergerak dan belajarnya tidak cukup hanya dengan visualisasi, tetapi juga motoriknya diberdayakan atau dengan kata lain praktek. (baca:  http://www.psikologizone.com/siswa-berkarakter-kinestetik-perlu-diperhatikan/065116867 ). Hal itu juga salah satu yang membuat saya jadi cukup berhati-hati milih sekolah untuk anak saya. Hasil tes sidik jarinya pun dulu menyarankan supaya anak saya ini, sekolah di sekolah alam. Well, itu satu hal baru untuk saya, selain metode belajarnya katanya beda dengan sekolah umum, sekolah alam yang bagus pun ternyata lokasinya ga dekat rumah saya. Satu hal yang juga harus jadi pertimbangan, saya ga mau anak saya udah stres duluan mau menuju sekolah, karena udah harus bangun pagi-pagi sekali untuk bisa berangkat sekolah, berpacu dengan kemacetan dan hiruk pikuk jalanan.

Akhirnya rencana untuk masuk ke SD alam sepertinya tidak bisa terealisasi. Akhirnya pilihan pun mengerucut lagi menjadi hanya 3 sekolah. Hal ini pun masih harus dibahas bersama, dengan suami dan anak saya. Disamping itu, mencari referensi pengelaman orang lain pun saya upayakan dengan ngobrol dengan teman yang anaknya sekolah di sekolah tersebut, atau bahkan browsing dari internet. Dari hasil ngobrol itu, menurut saya akhirnya pertimbangan memilih sekolah pun menjadi sangat kompleks. Mulai dari Gedung sekolah, sarana dan prasarana sekolah, SDM, keamanan, biaya sekolah, lokasi, jam belajar, kantin dan toilet serta lifestyle atau faktor lingkungannya. Saya pun untuk memudahkan identifikasinya sampe bikin tabel loh! Hihihi dasar emak-emak ya..

Rabu, 08 Januari 2014

Cara Gampang Bayar Tagihan Rumah Tangga

Jadi ingat tahun 2013 yang lalu saat jam 2 pagi listrik dirumah mati. Setelah dicek, ternyata pulsa listrik token dirumah saya habis, ya wajar aja listriknya mati. Karena itu jam 2 pagi, ga ada yang bisa saya lakukan selain menanti pagi. Kondisi mati listrik itu membuat AC ga nyala, sehingga panas dan nyamuk pun bermunculan, membuat saya harus selalu terjaga untuk ngipasin anak-anak yang jadi rewel karena kepanasan. Begitu pagi datang pun, saya harus mencari outlet penjualan pulsa listrik yang sudah buka.

Akhirnya ketemu dengan salah satu teman yang menjual pulsa HP dan termasuk pulsa listrik. Untuk sementara waktu, saya pun bisa lebih tenang, karena tiap kali pulsa listrik mau habis, saya tinggal sms temen saya ini. Tetapi kemudian itu pun tidak bertahan lama, karena ketika teman saya ini melahirkan, teman saya ini memilih off sementara jasa penjualan pulsanya, agar bisa fokus ke bayinya. Lagi-lagi saya kembali ke cara konvensional, yaitu pergi keluar untuk membeli berbagai jenis pulsa kebutuhan keluarga. Rada ribet sih, tapi ya mau gimana lagi?

Ilustrasi Beda Transaksi Konvensional, e-Banking & VPay
Lalu di internet saya membaca begitu banyak yang bahas VSI Virtual Pay. Saya bener-bener penasaran, apa sih itu? kayak apa sih cara kerjanya? (baca: http://vpay-network.com/?reg=deta ).   Saya tidak memikirkan bisnisnya dan akan sebesar apa bisnis ini berkembang. Bagi saya, teknologi dan sistem yang ditawarkan, yaitu bisa memberikan banyak kemudahan untuk saya dalam membayar berbagai tagihan dan pulsa keluarga, itu saja sudah cukup untuk saya. Tapi ternyata masih ada lagi benefit tambahan untuk saya, yaitu cashback untuk setiap transaksi yang saya lakukan melalui keanggotaan VSI yang saya miliki ini. Hal yang tidak saya dapatkan jika bertransaksi via ATM Bank, atau bahkan beli via outlet penjualan pulsa, yang ada malah dikenakan biaya administrasi atau harganya lebih mahal sekitar Rp 2.000 dari harga normal.

Sekarang untuk saya, membeli pulsa HP, beli pulsa listrik dan bayar tagihan telpon, ga perlu keluar rumah atau antri. Karena hanya dengan HP saya ini, semua bisa saya lakukan. Cepat, Nyaman dan Aman. Sebagai ibu-ibu, saya juga bisa hemat waktu (ga perlu antri lama), hemat biaya (ga kena biaya admin, ongkos bensin dan jajan karena kelamaan antri) dan bahkan dapat bonus berupa cashback (setiap transaksi langsung dapat cashback). Btw, suka ngeh ga, sekarang kalo belanja di minimarket berjaringan yang tiap 10 m ada itu, pas mau bayar suka ditawarin beli pulsa HP? Atau bisa beli tiket kereta di minimarket tersebut, beli pulsa listrik dll. Itu karena untuk setiap transaksi kita, minimarket tersebut dapat cashback. Meski nilainya kecil, hanya sekitar Rp 20 perak, kalau sehari x 20 pengunjung, lalu x 30 hari, dan kalikan lagi dengan ratusan gerai mereka yang tersebar hanya di satu kotamadya saja. Berapa ratus juta tuh hanya dari jasa e-payment itu?? Makanya kalo liat foto ilustrasi diatas, sengaja saya jembreng, kenapa perusahaan-perusahaan itu yang tersenyum. Nah di VSI, cashback yang masuk ke bank atau minimarket itu, "dikembalikan" kepada si pemilik dana yang bertransaksi, bahkan pemilik dana yang sudah membership VSI Vpay ini pun bisa mengembangkannya jadi sebuah bisnis dengan income ratusan juta /bulan. Tapi kalo saya sih ga muluk-muluk, cukup bisa bayar semua tagihan pribadi secara cepat, praktis, hemat dan pastinya aman saja udah cukup.

Tetapi, untuk setiap orang yang juga ingin punya kemudahan seperti yang saya dapatkan ini, lalu dia bergabung, maka saya pun dapat reward berupa komisi. Dan untuk setiap transaksi dari downline saya, saya pun menerima cashback. Anda pun juga bisa seperti saya, menguntungkan sekali ya.. :)  Dan yang pasti, saya suka dengan tagline bisnis yang dikembangkan oleh Ust. Yusuf Mansyur ini.. "Membeli Kembali Indonesia", patut didukung. (baca: http://klikvsi.com/company/ )
Jenis Paket Unit Usaha di VSI VPay, yang bisa disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan

Buat saya ga ada ruginya beli membership VSI yang hanya senilai Rp 275 ribu ini. Manfaatnya betul-betul nyata untuk saya dan sudah saya buktikan. Saya tidak pernah mau ikut MLM yang sebetulnya malah membuat kita jadi konsumtif untuk beli produk, karena ada sistem tutup poin, daripada hangus dan harus ulang dari awal, member-nya rela belanja barang yang sebetulnya ga dibutuhkan. Nah, di VSI, sudah pasti akan ada transaksi setiap bulan, setiap minggu, setiap hari, bahkan setiap menit! Karena listrik, PAM, pulsa, cicilan itu semua kan pasti kita bayar setiap bulan kan?? Ga mungkin ga bayar..  Jadi, Anda BERGABUNG dengan saya dan VSI atau pun TIDAK,  saya bersama VSI akan terus berkembang, dimana saya akan ada income tambahan sekaligus punya kemudahan dalam bertransaksi apapun. Karena nantinya memang semua alat bayar akan tergeser oleh alat bayar seperti Virtual Pay (VP) dari VSI ini.

Well, ingin bisa dapat berbagai kemudahan dan benefit seperti yang saya dapatkan..? Silahkan hubungi saya dengan meninggalkan alamat email di kolom comment. Salam sukses 2014!



Mendidik Anak Untuk Bahagia

Add caption Beberapa hari lalu, tepatnya pas anak-anak didik saya di SFC Kids Futsal latihan, ceritanya saya membagikan piala yg sudah ...