Senin, 20 Januari 2014

"Ngebohong Salah, Jujur Malah Tambah Salah"

Mungkin ada yang pernah tau lagunya Slank yang judulnya "Balik Balikin", salah satu bait liriknya adalah "Ngebohong Salah, Jujur Malah Tambah Salah". Tiba-tiba aja liriknya ini yang terngiang di benak saya, saat pagi tadi perbincangan saya dengan putra sulung saya Nadeem (5thn). Ya, saya mendapati anak saya berbuat curang atas salah satu titipin uang tabungannya di sekolah, yang seharusnya ia setorkan ke gurunya. Saya sempat terpikir untuk marah, tapi langsung sadar, masih bagus anak saya jujur cerita ke saya. Kalo ga, mungkin saya ga pernah tau atas kesalahannya dan kalo sudah makin sering dan usia anak saya bertambah, pasti akan lebih sulit memperbaiki.


Ceritanya begini, pagi tadi (21/1/14) seperti biasa saya mengingatkan anak saya akan bekal makan siangnya dan apa aja isi tasnya hari ini, termasuk uang tabungannya yang harus ia setorkan ke gurunya. Saat saya ingatkan uang tabungannya, anak saya bilang ke saya,"Iya, tapi mami jangan bilang Bunda ya..", maksud anak saya, saya ga usah bilang ke gurunya kalau hari ini dia bawa uang untuk tabungannya. Nadeem ngomongnya dengan tenang dan pake senyum. Saya kan bingung ya, kenapa saya ga boleh bilang ke gurunya atas uang tabungan yang saya sisipkan di tasnya? Saya sempat mikir, sampe akhirnya nyambung dengan maksud perkataan Nadeem. "Loh! kenapa mami ga boleh bilang ke bunda? Kamu ambil uang tabungan itu untuk jajan ya??", selidik saya ke Nadeem. Saat itu ekspresi Nadeem berubah bingung, saya melihat mimik wajahnya dia merasa ga ada yang salah dengan yang dia lakukan. Dia sepertinya malah mikir, kenapa saya bertanya balik dengan sewot. Tapi anak saya tetap menjawab pertanyaan saya dengan jujur, dia bilang iya, dia mengakui bahwa dia pernah ambil uang tabungannya itu untuk jajan.

Lalu di mobil itu juga saya coba ingatkan anak saya, bahwa apa yang dia lakukan adalah salah, saya sampaikan bahwa sikapnya itu tidak bedanya dengan pembohong, pencuri dan apa yang dia lakukan adalah perbuatan tidak terpuji yang tidak disukai Allah. Kalau Allah marah, kita bisa dapat hukuman dari Allah, dan seterusnya. Tentu saya sampaikan dengan bahasa dan intonasi yang saya usahakan tidak menghakimi dia. Anak saya hanya diam mendengarkan, saya liat mungkin dia masih belum paham akan apa yang saya sampaikan. Karena mungkin dia pun merasa, tidak ada salahnya dengan apa yang dia lakukan. Sampai di sekolah, saya sampaikan cerita itu ke gurunya, tentunya tidak didepan anak saya. Saya minta gurunya, untuk bisa bekerjasama dengan saya sebagai orangtua untuk bisa mengingatkan anak saya lagi, atas kekeliruan yang dia lakukan. Karena terkadang, anak saya lebih bisa dengar kata gurunya, daripada kami orangtuanya.

Pelajaran yang saya dapat hari ini adalah, pertama saya sangat menghargai kejujuran anak saya. Entah akan seburuk apa dampaknya, jika saya tidak segera tau akan kecurangan anak saya. Kedua, saya pikir, anak saya mempercayai saya, sehingga dia minta saya untuk tidak bilang ke gurunya, soal ada uang tabungan. Dia pikir, saya bisa diajak kerjasama untuk menyembunyikan akal bulusnya. Ketiga, anak saya seorang yang cerdik (baca:cerdas). Kenapa saya bilang cerdik bukan cerdas? karena dalam kamus saya, cerdik itu biasanya kecerdasannya digunakan untuk hal-hal yang kurang terpuji, seperti bohong, cari modus biar ga kena hukuman. Sedangkan kalo cerdas, dalam kamus saya ya kecerdasannya digunakan untuk hal-hal yang positif, seperti misalnya anak saya jago merakit mainan atau bikin lego, bahkan jadi penunjuk jalan alternatif, kalo saya ga tau jalan menuju pulang. Ceritanya dia itu pulang sekolah langganan naik ojek, ojeknya suka ajak lewat jalan-jalan kecil yang baru dia tau, tetapi meski baru dia lewati, Nadeem hapal dengan rute itu. Kudu hati-hati nih mengarahkan anak seperti Nadeem.

Pelajaran lainnya, saya "membantah" lirik lagu Slank yang bilang "Ngebohong Salah, Jujur Malah Tambah Salah.." hehehehe.. Karena dulu jaman saya kecil, saya lebih suka bohong biar orangtua saya ga panjang nanyanya. Sekarang di saat saya punya anak, saya ingin justru anak saya paham dengan kalimat "Berbohong itu SALAH, bersikap Jujur adalah BENAR, meski kadang menyakitkan". Benar dan saya setuju dengan artikel Ayah Edi (baca : https://www.facebook.com/komunitas.sudahpenuh?fref=ts ) yang intinya bilang, Mental Ketidakjujuran adalah sumber bencana berantai sebuah negara. Prihatin dengan negara kita saat ini? Mau beresin negara? ya semua harus dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Didiklah anakmu sebaik mungkin teman.. Selamat beraktifitas :) 

Tidak ada komentar:

Mendidik Anak Untuk Bahagia

Add caption Beberapa hari lalu, tepatnya pas anak-anak didik saya di SFC Kids Futsal latihan, ceritanya saya membagikan piala yg sudah ...