Rabu, 25 November 2015

Jadi Guru Kelas Sehari

Pernah ga ngomong sama orang trus orangnya ga dengerin kita? Gimana perasaannya? Kesel? Kalo yang berani mah, bisa negur lawan bicaranya kan, bagus kalo dia akhirnya mau dengerin. Kalo ga..?? Bete kan.. Kira-kira begitulah rasanya, saat saya berada di depan anak-anak kelas 2 SD. Ada beberapa anak yang asyik dengan kegiatan mereka sendiri, tetapi banyak pula yang mau mendengarkan saya saat mendongeng cerita untuk mereka. Kesal..? Iya. Mau negur anaknya? Ya ampuun.. mereka cuma anak umur 7 tahunan lagi.. wajarlah kalo masih suka gampang kepecah konsentrasinya dan cepat bosan. Disitulah tantangannya bagi saya untuk bisa mendapatkan perhatian dari anak-anak ini.

Rabu, 25 November 2015, ceritanya adalah Hari Guru yang diramaikan oleh sekolah anak saya dengan program "Orangtua Mengajar". Atas mandat dari para orangtua murid di kelas anak saya, saya diminta mewakili untuk mengajar di kelas.  Saya pun memilih menceritakan dongeng yang sarat pesan moral bagi anak-anak yang dilengkapi dengan games untuk praktek. Karena saya pikir saya bukan lah guru.. sehingga saya belum merasa pantas untuk disebut mengajar, lebih senang menyebut kegiatan saya tadi di kelas sebagai berbagi. Saya memilih cerita Semut dan Kepompong sebagai dongengnya (baca: http://www.dongenganakindonesia1.com/2012/03/dongeng-anak-indonesia-kisah-semut-dan.html ).

Tujuan saya dengan tema ini dan pilihan dongengnya adalah, ingin agar anak-anak bisa dan mampu (baca:berani) mengekspresikan perasaannya baik dalam bahasa lisan (verbal) maupun bahasa simbol (non verbal). Karena banyak orang tua tidak menyadari, hubungan dekat orangtua dan anak, dibangun sejak usia dini, jika sejak kecil komunikasi antara orangtua dan anak tidak dekat, itu akan menjadi kebiasaan hingga anak-anak dewasa kelak. Lewat dongeng yang saya ceritakan, ada nilai-nilai moril yang Inshaa Allah bisa diingat anak-anak, karena hal-hal yang menyenangkan lebih mudah diingat anak, begitu kan..? Begitu pula dengan guru mereka, agar anak-anak ini bisa menyampaikan perasaan dan kebutuhan mereka secara baik kepada gurunya.
Anak-anak saya bebaskan untuk duduk dimanapun yang mereka inginkan

Saat mendongeng
Pastinya saya agak kewalahan menghadapi puluhan murid kelas 2 SD yang semuanya beda karakter, kenal juga ga, dan saya pun bukan seorang guru yang berpengalaman. Setidaknya saya bisa berempati di posisi guru hari ini. Mereka betul-betul dituntut untuk memiliki kesabaran yang ekstra, kreatifitas yang tinggi untuk bisa terus mendapatkan perhatian dari murid-muridnya, pemahaman ilmu dan tentunya kecerdasan emosi yang baik. Saya yang hanya 1 jam bersama anak-anak di kelas, sempat merasa kewalahan, apalagi guru yang untuk sekolah-sekolah swasta, yang umumnya minimal 7 jam sehari menghadapi berbagai karakter muridnya. Dan mereka para guru bukan robot loh! Mereka juga punya hati dan rasa seperti kita para orangtuanya ini, mereka juga punya kehidupan pribadi yang terkadang, masalah pribadi mereka membuat kondisi mereka yang lelah secara perasaan, terkadang tanpa disadari tertuang dalam bentuk sikap yang lebih tegas dalam menghadapi muridnya, yang kadang dibahasakan "galak" oleh sebagian murid dan orangtua.

Melalui pengalaman saya hari ini, saya ingin mengajak para orangtua yang menyekolahkan anak-anaknya di sekolah. Bahwa guru bukanlah baby sitter.. guru bukanlah bawahan kita yang kita bayar untuk mendidik dan mengajar anak-anak kita. Buat saya pribadi guru adalah partner saya dalam mendidik dan mengajarkan hal baik kepada anak-anak saya. Sehingga bangunlah komunikasi yang baik dengan guru anak-anak kita. Diskusikan masalah anak kita di rumah dengan guru anak kita di sekolah. Bersama-sama kita cari solusi terbaik bagi anak-anak kita. Masalah pendidikan anak tidak akan pernah berhasil jika guru dan orangtua tidak bekerjasama dengan baik. Pendidikan bukan cuma akademik, tetapi juga pendidikan moral dan karakter yang peran orangtua adalah memiliki porsi terbesar. Dengan kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan baik kepada orangtua dan gurunya, hal itu pun akan semakin memberi hasil yang lebih baik lagi. Salut untuk mereka yang setia dengan profesi guru :)
Pose sama partner "Orangtua Mengajar" di kelas anakku

Selamat Hari Guru... bagi seluruh guru di Republik Indonesia. Semoga jasamu menjadi ladang amal seumur hidup bagimu.. Terima kasih bapak dan ibu guru.. :)



Sabtu, 10 Oktober 2015

SFC, Kelas Futsal Untuk Anak di Bekasi

Berawal dari kesukaan anak-anak kami bermain bola. Emang sih ga yang suka-suka banget main bola, tapi intinya sih mereka suka main bola sebagaimana anak laki-laki pada umumnya. Kami mencari tempat kursus bola atau sekolah bola untuk anak-anak kami yang pas untuk anak-anak seusia mereka, baik dari sisi lokasi latihan, karakter pelatih hingga lingkungan teman-temannya. Tapi kami tidak menemukan yang sesuai kebutuhan kami. Maka, dengan niat ingin bisa memberikan kegiatan belajar non akademis outdoor yang positif bagi putra-putra kami, muncullah Setianegara Futsal Class atau SFC di Rawalumbu Bekasi. Kelas Futsal anak-anak ini diperuntukkan untuk anak-anak usia 5 hingga 15 tahun. Selain tujuan pribadi tadi, SFC Rawalumbu Bekasi ini, bertujuan ingin menjadi wadah bagi anak-anak untuk berkegiatan fisik positif di hari libur mereka. Sedangkan tujuan jangka panjangnya, membina anak-anak yang berbakat di bidang futsal untuk lebih mengembangkan skill futsal mereka dengan mengikutsertakan ke berbagai kompetisi futsal untuk anak mulai U8, U10, U12 hingga U15.
Kelas Futsal ini jauh dari niatan komersil.. tapi mungkin niatan idealisme kami untuk ingin bisa membangun generasi anak di sekitar tempat tinggal kami, Rawalumbu Bekasi. Insyaa Allah anak-anak selain dibina skill bermain futsalnya, juga akan dibina sikap dan mental mereka. Bagi yang ingin bergabung, biaya pendaftaran untuk bergabung adalah sebesar Rp 100 ribu. Setiap pendaftar akan mendapatkan rompi latihan. Untuk biaya bulanan adalah sebesar Rp 120 ribu. SFC Rawalumbu Bekasi juga memberikan pilihan untuk metode bayaran, selain bulanan juga ada yang mingguan, atau perkedatangan, yaitu Rp 40 ribu untuk setiap 1x latihan. Latihan dilaksanakan setiap hari Minggu pagi, jam 7 hingga jam 9 pagi, di RA'Lumbu Futsal Center, yang berlokasi di jembatan 1 Rawalumbu Bekasi.
Untuk Anda yang memiliki putra atau putri, berdomisili di Bekasi dan sekitarnya, jika anaknya ingin bergabung, silahkan langsung datang di setiap latihan kami. Setiap hari Minggu, jam 7 - 9 pagi, di Ra'Lumbu Futsal Center, Jembatan 1 Rawalumbu Bekasi. Atau bisa menghubungi 081808923040. Untuk sponsorship, juga bisa menghubungi nomor yang sama. Salam Olahraga! ðŸ˜Š
Anak-anak briefeing setelah latihan

Istirahat setelah latihan
Salah satu metode latihan skill SFC Rawalumbu Bekasi

Beberapa murid foto bareng dengan Piala, hasil pencapaian mereka. 

Kamis, 13 Agustus 2015

Syukuran Khitan Nadeem-Hanif Lancar Terselenggara

Minggu pagi yang cerah di tanggal 2 Agustus 2015 lalu, menjadi semakin indah dengan kehadiran ratusan kerabat saudara, sahabat, tetangga dan sahabat-sahabatnya kedua putra kami. Alhamdulillah, di hari tersebut, kami telah menunaikan kewajiban kami sebagai orangtua untuk mengkhitankan, kedua putra kami, Nadeem (7 thn) dan Hanif (4,5 thn). Meski sesungguhnya prosesi khitannya sudah dilaksanakan pada hari ke-4 lebaran Idul Fitri (20 Juli 2015) dan hari Minggu, 2 Agustus 2015 lalu adalah merupakan acara Syukuran dari proses Khitanan itu yang juga sekaligus digelar sebagai acara Halal Bihalal pasca Hari Raya Idul Fitri 1436 H. Sesaat sebelum acara dimulai, cukup banyak tamu yang menghampiri saya dan menyampaikan maaf karena merasa salah kostum, Hahaha..! Padahal sebetulnya, alasan kami mengenakan setelan beskap bersongket (untuk pria) dan kebaya bersongket, adalah  untuk lebih menghargai dan lebih sopan dalam menyambut tamu-tamu kami yang luar biasa dahsyat :) Jadilah tamu kami kemarin sangat beragam, mulai dari yang bergaya casual, bergaya smart casual, bergaya muslim hingga bergaya resmi. Justru keragaman itu semakin memberikan warna bagi acara kami. ^_^

Penganten Sunat, Nadeem & Hanif masuk ruangan acara diiringi Marawis
Kedua orangtua membacakan Al Quran bagi kedua putranya.
Acara diawali dengan diaraknya kedua Penganten Sunat dengan rombongan Marawis Al Kahfi untuk memasuki aula Function Hall Grand Metropolitan Mall Bekasi. Kedua putra kami tampak kagok untuk jalan secara perlahan, hahaha.. iya lah lah wong aslinya pada petakilan banget..! Acara pun dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Quran, surat Lukman ayat 12-17, yang dibacakan sendiri oleh Ibunya anak-anak dan diterjemahkan oleh Bapaknya anak-anak. Hal ini karena kami niatkan, agar kedua putra kami bisa meneladani dan mencontoh hal-hal yang baik dari kedua orangtuanya, dan membaca Al Quran adalah sebuah hal yang baik.

Ust. Shidiq Mahmudi memberi tausiah singkat
Memasuki acara berikutnya yang merupakan acara utama, yaitu Tausiah Singkat dari Ust. Shidik
Mahmudi. Dalam ceramah singkatnya yang berdurasi sekitar 15 menit tersebut, Ust. Shidik menyampaikan mengenai hak-hak dan kewajiban dari orangtua kepada anaknya, dan begitupun sebaliknya. Bahwa seorang Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, sehingga bagi mereka yang belum berkeluarga sangat disarankan untuk memilih istri yang solehah dan begitu pun sebaliknya seorang perempuan untuk hendaknya memilih suami yang soleh, yang bisa membimbing, mendidik, menafkahi dan melindungi keluarganya. Menjelang akhir acara, MC pun memandu semua tamu-tamu cilik, sahabatnya Nadeem dan Hanif untuk berkumpul di area tengah depan panggung, untuk acara Saweran. Keseruan dan kelucuan tingkah polah anak-anak pun pecah di acara itu. Penganten Sunat juga terlihat senang bisa berbagi kebahagiaan mereka dengan sahabat-sahabat terdekat mereka di hari tersebut. 

Sekilas mungkin, ada kesan berlebihan dari apa yang kami selenggarakan bagi kedua putra kami. Namun sesungguhnya bagi kami, ketika itu untuk kedua putra kami dan untuk kedua orang tua kami, kami masih merasa amat sangat kurang dalam memberi bagi mereka. Ya.. biarlah itu menjadi rezeki anak-anak kami hari ini, kita ga pernah tau rezeki dan maut di depan nanti. Saya dan suami juga tidak akan menjadi seperti apa kami hari ini, jika bukan karena didikan, pengorbanan, doa restu dan kasih sayang kedua orang tua kami. Kami ingin orangtua kami mengetahui betapa bahagianya kami hari ini dan betapa mereka telah berhasil mendidik anak-anak mereka, dan Insyaa Allah akan terus semakin meningkatkan diri. Demikian pula halnya kami hari ini, kami ingin memberikan hal terbaik bagi anak-anak kami, yang bisa mereka kenang, sehingga kelak saat mereka dewasa dan berkeluarga, mereka pun akan tau betapa sayangnya kami pada mereka dan dengan bangga menyebut orang tua mereka sebagai orang yang berjasa bagi kehidupan mereka kelak dan senantiasa mereka doakan.
Kiri : Kedua orang tua suami saya. Kanan : Ibu saya, foto insert : Alm. Bapak saya.
Nadeem-Hanif saat sungkeman kepada kedua orangtuanya.
Kami atas nama keluarga Setianegara, sekali lagi mengucapkan terima kasih atas kehadiran serta doa dari bapak dan ibu, sekaligus memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dari kami pada pelaksanaan acara Syukuran Khitan & Halal Bihalal 2015. Kebaikan dari kami adalah bentuk tauladan yang kami dapatkan dari kedua orang tua kami, sedangkan keburukan dari kami adalah semata-mata kesalahan dari kami. Serta tak lupa mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H, Taqobbalallahu Minna Wa Minkum, Shiyama Washiyamakum.

Berikut adalah beberapa foto dokumentasinya :
Beberapa tamu cilik sedang menikmati ice cream bersama Nadeem

Hanif akrab dengan teman-temannya Nadeem
Anak-anak ga sabar untuk acara Saweran

Maminya Nadeem-Hanif memandu acara Saweran

Kiri Atas: Briefing teknis lempar saweran. Kiri Bawah;Nadeem-Hanif antusias lempar saweran.
Kanan:Suasana Saweran
Terima Kasih semuanya.. :)


Kamis, 21 Mei 2015

Boys Day Out To Chipmunks Mega Bekasi

Boys Day Out. Nadeem & Friends

Akhirnya Boys Day Out yang ditunggu-tunggu putra saya tiba juga. Ceritanya hari ini, dia bersama beberapa teman-teman dekatnya di kelas akan main bareng di sebuah area playground di mall. Ini adalah pertama kalinya Nadeem, Boys Day Out bersama teman-teman dekatnya, tanpa didampingi orangtua mereka. Berawal dari Nadeem yang mempertanyakan kenapa ulang tahunnya kali ini tidak diramein seperti saat di TK dulu. Saya katakan karena dia sudah besar dan kami orang tuanya ga mau bikin acara-acara seperti itu lagi. Tapi emang dasar anaknya penasaran sih ya.. hehehe.. Akhirnya saya terpikir untuk membuat acara dimana dia boleh mengundang teman-teman yang dia sangat akrab di kelas untuk bermain bersama, hanya mereka, tanpa orangtuanya. Sebetulnya tujuan utamanya adalah, saya ingin Nadeem bisa punya pengalaman berbeda dari yang pernah dia rasakan selama hidupnya.

Nadeem putra saya saat ini sudah berusia 7 tahun. Secara Islam usia itu sudah “wajib” sholat meski masih dalam proses belajar. Dan orangtuanya pun juga dalam membimbingnya diperkenankan memukul kakinya jika si anak tidak mau sholat.  Hal itu lah juga yang mendasari pemikiran saya bahwa usia 7 tahun putra saya ini adalah gerbang awal dari kehidupan mandirinya seorang anak laki-laki. Sejak dulu saya selalu punya pikiran, punya anak laki-laki itu sebentar. Karena ketika mereka udah besar dikit, mereka udah ga mau dicium, dipeluk, disayang-sayang, katanya anak cowo gengsinya lebih tinggi. Dan itu emang saya rasain, anak saya ini kalo diantar ke sekolah, ga mau dicium, malu katanya. Hahahaha.. Tapi kalo dirumah, liat adeknya disayang-sayang, dipeluk dan dicium, dia pasti komentar,”Mami anaknya Cuma 1 ya..?”. Ya itulah anak laki-laki saya, gengsinya udah mulai muncul. Saya yakin juga kalo udah punya temen deket, mereka juga akan banyak acara jalan bareng, dan bakalan sulit diajak ortunya untuk jalan bareng. Kata orang anak sekarang pubernya cepet banget. Kalo itu saya belum melihat tanda-tandanya.

Tetapi saya ingin membuat anak saya Nadeem tetap bisa dekat dengan saya meski tidak dalam sentuhan fisik, tetapi juga secara emosional. Saya ingin anak saya bisa menganggap saya bukan hanya sebagai orangtuanya, tetapi juga bisa dia anggap sebagai temannya, sahabatnya yang bisa dia curhatin berbagai hal seru hingga sedih. Tentu itu ga akan bisa muncul dengan sendirinya, tanpa ada usaha saya untuk menunjukkan posisi saya sebagai orang yang bisa dianggapnya “cool” alias keren hehehe..

Ceritanya hari ini Nadeem bersama beberapa orang temennya main bareng di sebuah Playground yang pas banget untuk menyalurkan energi aktif anak laki-laki. Adiknya, Hanif pun saya ikut sertakan, karena saya juga ingin saat mereka besar nanti, temannya Nadeem adalah temannya Hanif, sebaliknya temannya Hanif adalah temannya Nadeem juga. Ini adalah salah satu cara saya untuk menjaga anak-anak saya. Karena menurut saya dengan saling mengenal lingkungan teman saudaranya, saya berharap bisa mengontrol mereka dengan bertanya ke masing-masing anak-anak saya. Ya tapi ini adalah pemikiran saya saat ini, berdasarkan pengamatan saya. Mungkin saya salah tapi mungkin juga benar.. karena saya belum pernah punya pengalaman menjadi orangtua, dan tidak ada sekolah menjadi orangtua yang baik. Semua saya lakukan hanya mengikuti insting seorang ibu saja.

Satu yang pasti, saya percaya bahwa apa yang bisa kita lakukan hari ini semua berawal dari sebuah kebiasaan. Dan saya ingin membuat berbagai kebiasaan-kebiasaan yang positif bagi anak saya. Salah satunya adalah memulai kegiatan Boys Day Out ini dengan saya dampingi.. sehingga saat nanti dia dan teman-temannya udah bisa janjian sendiri untuk jalan bareng, mereka ga keberatan kalo saya maminya ini, ikut mendampingi mereka dari kejauhan. Mungkin sebenernya saya juga rada-rada kepo kali ya.. kira-kira anak-anak 7 tahunan ini pada bahas apa saat sedang main bareng gini.. Bagaimana bahasa mereka, sopan atau kasar? Bagaimana attitutude mereka saat jauh dari orangtuanya? Karena ini juga penting untuk saya kemudian menentukan cara-cara berkomunikasi dengan anak-anak saya.

Well, sejauh mata memandang, telinga mendengar, Nadeem & Friends bertingkah polah layaknya anak-anak usia 7 tahun yang normal. Saya senang, mereka dalam menyebut dirinya tidak menggunakan kata "lo-gue", karena menurut saya ada masanya mereka akan berbahasa prokem seperti itu. Lalu topik-topik pembicaraan mereka pun masih sangat anak-anak dengan berbagai imajinasi dunia anak. Hal sepele bisa membuat mereka tertawa tergelak-gelak. Tapi, kecil-kecil ternyata mereka punya panggilan khas untuk beberapa temen mereka, diantaranya yang saya inget, "cilok" dan "sasongko", hahaha.. ga tau juga kenapa dipanggil begitu ya. Keingintahuan mereka sangat terlihat jelas ketika semua wahana mainan mereka mainkan, dengan sangat antusias. Berlari, melompat, meluncur, guling-gulingan, hingga dorong-dorongan mereka lakoni bersama dengan suka cita. Bahagia sekali rasanya melihat kebahagiaan anak-anak usia 7 tahunan ini. Kalo ga diiming-imingi makan es krim abis main, kayaknya susah banget meminta anak-anak ini stop bermain. Yah semoga pengalaman hari ini bisa membuat mereka lebih merasakan kedekatan akan pertemanan mereka dan tentunya harapan saya bisa menjadi pengalaman berkesan yang akan mereka kenang selalu. Terima kasih sekali buat para orangtua teman-temannya Nadeem yang udah mau kasih izin bagi putra-putra mereka untuk pergi bersama Nadeem anak saya ^_^

Sesaat sebelum mulai bermain

Main PolMal (Polisi Maling) versi Boom Boom Car.
Main PolMal

Ke area balita meski mereka bukan balita lagi, ck..ck..ck..

Naik Kapal-kapalan

Keisengan anak-anak yang tertangkap kamera foto

Meski main tanpa orangtua, kewajiban tetap dijalankan. Alhamdulillah..

Kiri atas - Tengah : Valen, Cello, Radit, Alif, Nayaka, Bagas, Daffa P, Nadeem.

Gayanya anak-anak, hahahaha..
Sesi Makan Siang, semuanya pada pintar makan sendiri

Masih tetap, gayanya anak-anak.

Acara Makan Es Krim, bujukan biar mau pada udahan mainnya :)
Wefie with Kiddos


Jumat, 08 Mei 2015

Pengalaman Memandikan Jenazah

Sebuah pengalaman yang luar biasa buat saya, bahwa hari ini saya untuk pertama kalinya dalam hidup saya mengikuti semua prosesi pemakaman. Sebuah pengalaman yang tidak pernah saya rencanakan untuk saya alami, seperti halnya kita merencanakan liburan keluarga untuk pergi ke suatu tempat. Semuanya mengalir begitu saja, hati saya seperti tergerak sendiri untuk punya inisiatif ikut dalam prosesi pemandian jenazah Almarhumah tante saya yang bungsu (karena ga ada yang nawarin ikut mandiin jenazah, tapi saya tergerak aja ingin ikut melihat dan akhirnya betul-betul ikut membantu mandiin jenazah), yang juga merupakan adik Almarhum Papa saya. Bahkan saat Papa saya meninggal pun, saya tidak mengikuti prosesi pemandian jenazah sejak awal, hanya saat sudah dibersihkan dan dimandikan saja, baru saya ikut menyiramkan air. Itu pun saya belum bisa memaknai semuanya seperti apa yang saya pahami hari ini.

Saat pertama melihat jenazah tante saya terbujur kaku tak berdaya disiram air dan disabuni oleh seorang wanita yang memang berprofesi sebagai tukang mandiin jenazah, air mata saya menetes. Betapa kita manusia ini tidak lah berdaya apa-apa ketika ajal sudah menjemput, hanya sebuah jasad yang telanjang dan tidak membawa apa-apa ke dalam kuburannya. Betapa saya akhirnya betul-betul merasakan, makna dari tausiah yang sering saya dengar dan mungkin Anda juga pernah mendengarnya, bahwa setelah kita meninggal, maka putuslah segala amal ibadah kita, yang biasanya sholat sendiri akhirnya harus disholatin, biasa sedekah akhirnya disedekahin sama keluarganya, dan seterusnya. Bahwa ketika kita meninggal dunia, hanya ada 3 hal yang kita tinggalkan sekaligus kita bawa, yaitu sedekah dan amal kita, ilmu yang bermanfaat, serta anak (keluarga) soleh yang mendoakan. Hampir sepanjang proses memandikan jenazah, air mata saya mengalir, bukan menangisi kepergian Almarhumah tante saya yang demikian mendadak (takdir Allah soal kematian adalah pasti dan tidak boleh ditangisi secara berlebihan), tetapi rasa dimana saya membayangkan jika jenazah itu adalah saya sendiri, apakah sudah cukup 3 hal yang akan saya bawa mati tadi? Lalu secara bergantian terbayang pula wajah orangtua sendiri, mertua, suami dan anak-anak saya. Spontan dalam hati saya berdoa, memohonkan pada Allah untuk diberikan kesehatan, rezeki dan umur yang panjang dalam kebaikan, untuk bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi, menjadi istri-anak-menantu dan seorang ibu yang lebih baik lagi.

Khususnya saya ingin bisa meninggalkan banyak ilmu yang baik dan bermanfaat bagi anak-anak saya, ingin ketika waktu saya nanti tiba, anak-anak saya senantiasa ada di sekitar jenazah saya, bukan untuk menangisi saya, tetapi untuk betul-betul dengan tulus mendoakan saya dan memohonkan ampunan bagi saya kepada Allah. Karena hanya doa anak-anak yang soleh yang didengar dan dikabulkan oleh Allah. Saat terakhir, semua anggota keluarga inti Almarhum tante saya dipanggil untuk menyiramkan air larutan kapur barus, disitu tangis saya pun pecah kembali. Sedih melihat putra-putranya yang memandikan ibu mereka untuk terakhir kalinya. Lagi-lagi saya membayangkan jenazah itu adalah saya. dan kedua putra saya, suami saya dan orang-orang terdekat saya. Subhanallah.. rasanya ga tergambarkan dengan kata-kata perasaan saya tadi.

Saat proses pemasangan kain kafan pun saya melihat semuanya. Saat itu anak-anak saya yang masih berusia 7 tahun dan 4 tahun saya panggil, saya peluk mereka. Saya ajak mereka untuk melihat jenazah Nenda-nya (panggilan anak-anak saya terhadap tante saya), saya minta mereka yang sudah hafal surat Al Fatiha untuk membacakannya di depan jenazah Almarhumah. Saya katakan pada mereka bahwa Nenda sudah meninggal, kita ga akan pernah ketemu Nenda lagi, mungkin mereka belum terlalu paham. Tapi saya yakin In Shaa Allah hal ini akan menjadi memori yang baik bagi mereka.

Lalu saat proses penguburan jenazah, lagi-lagi saya tidak mampu membendung air mata. Mungkin orang yang tidak kenal saya akan bertanya-tanya, apakah saya anak dari Almarhumah? kenapa terlihat seperti sering sekali menangis. Ya, saya menangis bukan menangisi Almarhumah, karena kita tidak boleh berlebihan menangisi orang yang sudah meninggal, karena itu sudah takdir Allah yang harus dijalani. Bahkan saat menulis ini pun saya menangis..  Tetapi ya itu tadi, saya membayangkan kalau yang dikuburkan itu saya sendiri. Saya teringat betapa sehatnya tante saya itu, betapa cerianya wajahnya Almarhumah, terbayang canda dan gelak tawanya, tetapi ketika ajal datang, maka kita hanya menjadi seonggok tulang dan daging yang tak berdaya yang akan kembali mencium tanah. Allahu Akbar.. Ditambah lagi, kalimat-kalimat untaian doa dalam bahasa arab yang beberapa diantaranya saya tau artinya, membuat hati ini sangat tersentuh, hingga tak bisa membendung air mata.

Anak-anak saya mendekati saya, mereka ingin melihat lebih dekat ke liang kubur. Saya dampingi dan pegangi mereka untuk melihat ke dalam lubang kubur. Kata putra saya yang pertama,"Mami dibawah itu ada apa? Nadeem pengen lihat..", yang kemudian membuat adiknya pun ingin melihat juga. Saya pegangi tangan mereka secara bergantian untuk melihat, lalu saya bisikkan ke mereka bahwa itulah proses kematian seorang manusia, bahwa kita semua ketika meninggal akan menjalani proses yang sama. Dikuburkan dibawah tanah, seorang diri tanpa membawa apa-apa. Kembali saya katakan pada mereka untuk membacakan surat Al Fatiha bagi Nenda mereka, dan saya katakan pula pada mereka, "Kalo orangtua kalian yang meninggal, kalian doakan selalu kami ya nak..". Putra saya yang pertama terlihat mengedip-ngedipkan matanya, berusaha untuk tidak menangis, mendengarkan kata-kata saya. Dan Alhamdulillah semua proses pemakaman sudah selesai dengan lancar dan cuaca yang sangat baik.
Putra saya Nadeem (7 thn), di sebelah kanan berbaju biru didampingi Om saya.

Inti dari tulisan saya ini bukan untuk menggurui siapa pun, atau bahkan merasa paling pintar dan benar. Jika ada terbersit makna itu yang Anda pahami dibalik tulisan saya, saya mohon maaf dan kepada Allah saya mohon ampunan. Niat saya menuliskan ini adalah semata-mata ingin membagi pengalaman saya. yang semoga tulisan ini juga bisa menjadi pengalaman/ilmu yang bisa saya bagikan kepada orang lain, khususnya anak-anak saya yang kelak mungkin juga akan membaca tulisan-tulisan di blog saya ini dan sudah bisa memahami dan memaknai isi dari tulisan ini dengan baik. Saya masih awam dan In Shaa Allah akan terus belajar, juga akan terus berbagi Ilmu yang saya miliki. In Shaa Allah..

Innalillahi wa innailaihirojiuun.. Selamat Jalan Ucu..








Rabu, 28 Januari 2015

Kontroversi Film Hijab

Waktu tahun 90-an sampe 2000-an.. saya melihat kalo wanita udah pake jilbab itu pasti baik dan solehah. Setidaknya itu yang terbayang di benak saya ketika melihat wanita-wanita berjilbab saat itu. Tentu penglihatan saya itu juga dibarengin dengan pemahaman saya di masa itu. Karena saya generasi 80-an.. tentu kebayang kan usia saya berapa saat itu. Nah, berbeda dengan saat ini. Dibandingkan dulu, sekarang ini, Jilbab sudah lebih familiar di mata kita, dengan berbagai modelnya dan kemudahaan cara pakainya. Saya tertarik menuliskan apa yang menjadi pemahaman saya tentang fenomena berjilbab hari ini, dikaitkan dengan kontroversi Film Hijab yang sedang main di bioskop saat ini. Ini adalah  pemikiran saya, sehingga jika ada yang berbeda dengan saya, saya anggap bukan masalah karena semua orang bebas berintrepretasi.


Terus terang saya belum nonton film Hijab, tetapi sempat melihat Trailer film tersebut. Dan jujur, saya tidak tertarik untuk menontonnya. Kenapa saya bilang ga tertarik..? Karena jilbab-jilbab atau fashion yang ditampilkan di film itu menurut saya (dan berdasarkan pemahaman saya yang saya dapatkan dari para ulama dan sahabat-sahabat saya yang sudah lebih dulu berjilbab), bukan mewakili atau mencontohkan yang seharusnya. Lalu kenapa saya harus menonton film tersebut, kalo ternyata film tersebut nanti bisa mempengaruhi keyakinan saya akan cara berjilbab yang baik itu seperti apa. Tapi... saya juga ga menutup mata bahwa fenomena yang diceritakan dalam film itu juga ada, dan terjadi di masyarakat kita. Di awal Trailer film dibuat sebuah highlight scene (saya yakin tujuannya untuk membuat orang penasaran akan terusan kalimat tersebut), "Apa alasan kamu pake Jilbab? Alasan saya adalah karena saya kejebak!". Well, ibarat bikin berita di koran, judul harus provokatif dan menarik! Hehehe, kira-kira begitu juga tujuan highlite scene tersebut menurut saya. Dan Seterusnya, kurang lebih isi film-nya pun bisa saya tebak apa isinya. Karena itu ga sesuai dengan ilmu apa yang saya butuhkan dan ingin selalu saya tambah, maka saya ga berniat menonton film itu. Dan itu adalah kebebasan kita kan mau nonton atau tidak..

Tetapi yang jadi masalah adalah.. bagi mereka yang belum begitu paham tentang kenapa semua wanita baligh harus berjilbab, disitu yang bisa menimbulkan masalah. Di Al Quran, jelas disebutkan bahwa wanita wajib menutup auratnya, mulai dari kaki hingga ujung rambutnya. Tetapi di negara kita ini memang, masih belum semua orang Islam tau dan paham itu. Dulu saya berpikir bahwa saya akan berjilbab jika saya sudah siap.. Ternyata itu ga benar, jilbab itu wajib dikenakan bagi perempuan yang sudah baligh. Lalu saya dulu berpikir semua wanita berjilbab itu adalah wanita solehah.. ternyata setelah saya berjilbab dan masuk ke lingkungan orang-orang berjilbab dan lingkungan yang cenderung Islami, saya bertemu loh wanita berjilbab tapi suka ngomongin orang, berlaku sombong, dan sikap-sikap yang kurang terpuji lainnya. O iya, saya ngomong gini bukan berarti saya udah sempurna ya, In Shaa Allah masih banyak hal buruk di saya yang juga harus segera saya perbaiki. Dari artikel-artikel Islam yang saya baca dan diskusi-diskusi pengajian, disitu pula saya tau bahwa Jilbab dan Ahlak adalah 2 hal yang berbeda. Tidak semua wanita berjilbab memiliki ahlak yang baik.. tetapi wanita yang berahlak mulia, sudah pasti berjilbab. Sehingga saya yang dulunya sangat kagum dengan semua perempuan berjilbab, perlahan bisa memilih, mana wanita berjilbab yang bisa dikagumi dan diteladani sifat baiknya, sebagai role model untuk saya menjadi lebih baik lagi. Sementara perempuan berjilbab yang (mungkin) masih baru dan motivasi berjilbabnya sekedar ikut-ikutan tren, menurut saya perlu dibimbing seperti halnya saya ini. Alhamdulillah, kehidupan lingkungan saya hari ini adalah lingkungan yang sangat Islami, anak saya keduanya sekolah di Sekolah IT (Islam Terpadu), rumah dikitari oleh beberapa mesjid besar. Jadi ga terlalu sulit untuk saya beradaptasi dan mengadopsi konsep hidup yang Islami.


Jadi kalo Zaskia Mecca si Producer film sekaligus bintang film ini bilang, bahwa film ini adalah mewakili kisah nyata dari dirinya sendiri, ya sah-sah aja. Lalu ketika para wanita berjilbab (diwakili oleh Hanum Rais putri Amin Rais yang menulis di internet) dan umat muslim lainnya protes akan cerita film yang lebih menonjolkan kaum feminis kota besar dengan gaya hidup hedon-nya, juga wajar aja sih menurut saya. Tetapi kalo saya boleh menyarankan untuk para pembuat film yang berencana membuat film apalagi yang nyerempet-nyerempet tentang agama tertentu, mohon pikirkan juga dampaknya, bukan cuma dampak keuntungan bagi kalian. Saya setuju dengan Ummi Pipik istri Alm. Uje yang membuat film kisah cinta dan hijrahnya pasangan ini ke kehidupan yang lebih Islami. Di film itu, Ummi Pipik minta kepada sutradara untuk setiap scene film tidak terlalu mengekspos kehidupan kelam Alm. Uje, karena ia tidak mau orang terfokus pada hal tersebut, tetapi lebih kepada sifat-sifat baik Ustadz saja. Nah saya setuju sekali itu.

Yang dikhawatirkan Hanum Rais dan umat Islam lain yang ikut protes atas penayangan film ini, adalah persepsi orang terhadap perempuan berjilbab. Karena sejatinya jilbab itu sangat tidak terwakili di film itu, akan berbeda mungkin ceritanya, kalo judul filmnya ga usah pake judul "Hijab", dan Trailer pun jangan memunculkan persepsi provokatif. Untuk temen-temen saya yang baca tulisan ini, silahkan menonton film Hijab sebagai sekedar tontonan hiburan saja, tanpa terprovokasi untuk mengikuti fashion-fashion yang ada, atau bahkan pola pikir feminism yang ditunjukkan di film itu. Sejatinya, di kitab kita semua jelas mengenai aturan berjilbab, dan aturan bagi kaum wanita bersuami. Itu aja yang jadi pedoman. Tapi kalo merasa seperti saya, ga merasa dapat manfaat dengan nonton film itu, ya ga usah nonton. Mending nonton film Merry Riana atau Dibalik 98, hehehe.. Keep Smart, Ladies!



Senin, 19 Januari 2015

Paytren, Sesuai Syariah Kah?

Minggu, 18 Januari 2015 lalu saya sempatkan hadir ke pertemuan para mitra Paytren dan para leadernya di Bekasi. Saya ingin tau lebih jauh tentang apa itu Paytren dan bagaimana bisnisnya, karena katanya kan Paytren itu seperti halnya kita punya mesin ATM sendiri di tangan yaitu melalui HP, tetapi juga sekaligus bisa mengembangkan bisnisnya. Sebenernya ga katanya juga sih, wong saya sudah jadi mitra Paytren  (dulunya VSI) sejak November 2013, jadi saya sudah jadi pemakai kok.. Ya tapi intinya saya ingin tau lebih jauh lah.. Saya simak semua yang disampaikan pembicara khususnya dari manajemen Paytren dan Ust. Yusuf Mansur sendiri, yang Alhamdulillah, beliau hadir di acara tersebut. Berdasarkan pengamatan saya berikut saya bagikan pengetahuannya.

Paytren Sebagai Mesin ATM Pribadi

Anda tentu setiap bulan ada pengeluaran rutin yang pasti Anda bayarkan kan..? Diantaranya listrik, telpon, air, pulsa HP dan banyak lagi. Benar? Pasti! Kemana Anda selama ini bayar..? Jawabnya ada yang membayar dengan mendatangi loket-loket tertentu, ada yang lewat ATM, atau via mobile banking-nya di HP. Lalu apa yang jadi keuntungan Anda? Kita ambil yang paling keren lah, yang bayar lewat mobile banking. Mereka pastinya mendapatkan kemudahan. Adalagi..? Mungkin undian berhadiah lah ya, karena beberapa Bank membuat undian bagi para nasabahnya untuk semakin memperbanyak transaksi via m-banking nya. Tapi artinya kan ya untung-untungan, kalo dapet syukur, kalo ga ya sudah. Nah, pembayaran yang dilakukan via m-banking itu, yang juga ditawarkan oleh Paytren. Dengan Paytren, Anda juga bisa membayar berbagai tagihan dan pembelian pulsa. Dan ke depannya (sedang dalam tahap pengembangan), akan banyak tenant-tenant atau toko-toko yang juga menerima pembayaran dengan menggunakan Paytren. Gampangnya, silahkan lihat gambar ilustrasi berikut.
Perbandingan Metode Transaksi Konvensional dan Virtual Payment
Dengan memiliki Paytren, Anda tidak perlu ribet dan buang banyak energi, waktu dan biaya. Anda bahkan bisa punya cashback, tidak hanya dari transaksi yang Anda lakukan sendiri tetapi juga dari transaksi mitra Anda yang Anda ajak juga bergabung di Paytren. Anda pun bahkan bisa membuka loket pembayaran dan pembelian pulsa loh, kalau mau. Dalam sambutannya, Yopan Heriadi, Marketing Manager Paytren yang berkantor pusat di Bandung mengatakan, bahwa bisnis yang paling menguntungkan adalah bisnis yang menimbulkan ketergantungan. Siapa orang yang tidak beli pulsa? Siapa yang tidak bayar listrik? Tidak bayar Air? Itulah kenapa Paytren ini bagus karena ketergantungan orang terhadap produknya sangat tinggi.

Sementara itu dalam penjelasannya Ust. Yusuf Mansur menyampaikan visi jangka panjang Paytren yang ingin membeli kembali Indonesia. Dia memberi contoh, salah satu gerai minimarket yang saham terbesarnya dimiliki asing dan memiliki jaringan sangat besar di seluruh Indonesia, yang jarak 10 meter udah ada lagi gerainya. "Anda kalo belanja disana pasti ditawarin suruh beli pulsa kan..?Beli tiket kereta dan lain-lain kan? Padahal untungnya cuma receh kan, tapi itu kasirnya kalo ga nawarin beli pulsa, di SP loh! Receh kalo dilihat dari 1 gerai. Lah kalo gerainya sebut aja ada 1.000 gerai? Dari situ aja dia udah dapet berapa Milyar..? Karyawannya dapat apa..? Gaji doang kan. Yang untung siapa? Manajemen frenchise gerai minimarket itu.. utamanya ya pemilik modalnya yaitu asing", cerita Ust. Yusuf Mansur dihadapan sekitar 400 orang yang hadir saat itu.

Di Paytren, keuntungan itu dibagi bersama seluruh mitranya, makin keras Anda bekerja alias ajak orang gabung di komunitas Paytren, lalu ajari mereka cara pakainya dan aktif bertransaksi di Paytren, In Shaa Allah makin sejahtera Anda sebagai mitra paytren. Saat ini, manajemen Paytren terus melakukan ekspansi dalam mengembangkan sistem virtual payment ini. Tujuan akhirnya, hanya dengan aplikasi Paytren di HP kita, kita bisa melakukan pembayaran apapun juga. Kita dapat kemudahan, cashback pun masuk ke kita dan para mitra di komunitas kita.

Paytren Sebagai Bisnis Yang Sesuai Syariah

Quote Ust. Yusuf Mansur tentang MLM Murni.
 Beberapa orang sempat meragukan sistem bisnis ala MLM (Multi Level Marketing). Menurut Ust. Yusuf Mansur, sistem MLM hanya kendaraannya saja untuk mempercepat laju perkembangan bisnis ini. Namun sebetulnya sistem kerja MLM adalah sistem kerja yang baik, jika dilakukan secara benar. Beliau memberi contoh, "kalo ente jual barang harga 5000, seharga 5.500 sampe 6.000 wajar ga..? Wajar ya.. karena disitu ada jasa pelayanan. Orang butuh, kita siapkan.. Nah tapi kalo barang ente harga 5000, ente jualnya 30.000. Wajar ga tuh..? Itu sih udah ketauan modusnya kan." Lebih lanjut, Ust. Yusuf Mansur selaku pemilik Paytren ini, menjamin mengenai ke-syariah-an sistem komisi dan cashback yang diberikan oleh Paytren, beliau siap jika ada pihak yang ingin membedah sistemnya Paytren. Saat ini manajemen Paytren sedang dalam tahap untuk mendapatkan sertifikasi kehalalannya ke MUI. 
Saya bersama Ust. Yusuf Mansur

Masih pengen tau lebih jelas tentang Paytren..? Atau mau langsung punya ATM di HP android-nya sekarang juga..?  Silahkan kontak saya ya.. di HP atau tinggalkan komentar di artikel ini atau di twitter saya @Kunitasaia , In Shaa Allah saya bantu dan saya berikan informasi cara pengembangannya bisnis ini. Paytren, Sukses Bisnisnya, Berkah Hidupnya. Aamiin..

Baca juga artikel terkait :
1.  http://katadenita.blogspot.com/2015/01/cara-gampang-bayar-tagihan-sekaligus.html
2.  http://katadenita.blogspot.com/2014/01/saya-memilih-jadi-orang-bodoh.html




Selasa, 13 Januari 2015

Cara Gampang Bayar Tagihan Sekaligus Jadi Pemasukan

Kamu lihat kan betapa sekarang menjamurnya kios-kios atau loket pembayaran berbagai tagihan tersebar di sekitar tempat tinggalmu..? Layaknya minimarket, jarak 10 meter ada. Dan ternyata ga cuma loket-loket kecil loh! Lembaga besar seperti Bank, Pegadaian, Loket Pembayaran Gas Negara, Loket Pembayaran Air PAM, ternyata mereka juga menyediakan jasa penerimaan pembayaran aneka tagihan. Kok bisa ya..? Tidak ada semut  kalo tidak ada gula. Kira-kira logikanya begini, para kios atau loket yang menerima pembayaran itu, ga mungkin mau kan nerima pembayaran kalo ga dikasih keuntungan?Lalu Sebetulnya, total nilai yang harus dibayarkan pelanggan semua masuk ke perusahaan yang dituju, si pemilik kios atau loket hanya menerima persentase dari setiap transaksi yang ada. Lalu maraknya teknologi juga semakin memudahkan proses transaksi ini. 

Nah peluang ini pula yang coba diambil Ust. Yusuf Mansur (UYM) dengan membuat bisnis jaringan Virtual Payment PAYTREN atau dulunya dikenal dengan nama VSI (baca :  http://paytreni.com/profil/sejarah-perusahaan ). Saat membeli paket perdanannya, jujur saya tidak memikirkan bisnisnya dan akan sebesar apa bisnis ini berkembang. Bagi saya, teknologi sistem dan kemudahan yang ditawarkan, yaitu bisa memberikan banyak kemudahan untuk saya dalam membayar berbagai tagihan dan pulsa keluarga, itu saja sudah cukup untuk saya. Tapi ternyata masih ada lagi benefit tambahan untuk saya, yaitu cashback untuk setiap transaksi yang saya lakukan melalui keanggotaan PAYTREN yang saya miliki ini. Hal yang tidak kita dapatkan jika bertransaksi via ATM Bank, atau bahkan beli via outlet penjualan pulsa kan..? Yang ada malah dikenakan biaya administrasi tambahan atau harganya lebih mahal sekitar Rp 2.000 dari harga normal.
Perbandingan Bayar Tagihan di Loket, e-Banking dan PAYTREN (VSI)


Sekarang, saya dapat dengan mudah membayar semua tagihan dan pembelian pulsa, seperti pulsa HP, Games dan juga token listrik. Dan untuk setiap pembelian pulsa dan pembayaran tagihan ini, saya pun medapatkan cashback. Enak kan.. :) Tapi ada yang lebih enak lagi. PAYTREN ini juga bisa dikembangkan bisnisnya, dan bisa menjadi sebuah bisnis yang dahsyat dan sangat berpotensi untuk memiliki pasif income di kemudian harinya. Jadi kerja kerasnya sebentar, selanjutnya tinggal panen berupa pasif income


Beberapa tagihan dan jenis pulsa yang bisa dibayarkan via PAYTREN

Perusahaan-perusahaan yang sudah bekerjasama dengan PAYTREN 


Anda pun juga bisa seperti saya, menguntungkan sekali ya.. :)  Buat saya ga ada ruginya beli membership PAYTREN yang hanya senilai Rp 340 ribu ini. Manfaatnya betul-betul nyata untuk saya dan sudah saya buktikan. Saya tidak pernah mau ikut MLM yang sebetulnya malah membuat kita jadi konsumtif untuk beli produk, karena ada sistem tutup poin, daripada hangus dan harus ulang dari awal, member-nya rela belanja barang yang sebetulnya ga dibutuhkan. Nah, di PAYTREN, sudah pasti akan ada transaksi setiap bulan, setiap minggu, setiap hari, bahkan setiap menit! Karena listrik, PAM, pulsa, cicilan itu semua kan pasti kita bayar setiap bulan kan?? Ga mungkin ga bayar..  Jadi, Anda BERGABUNG dengan saya dan PAYTREN atau pun TIDAK,  saya bersama PAYTREN akan terus berkembang, dimana saya akan ada income tambahan sekaligus punya kemudahan dalam bertransaksi apapun. Karena nantinya memang semua alat bayar akan tergeser oleh alat bayar seperti Virtual Pay dari PAYTREN ini. 
Well, ingin bisa dapat berbagai kemudahan dan benefit seperti yang saya dapatkan..? Silahkan hubungi saya dengan meninggalkan alamat email di kolom comment. Salam sukses 2015!










Mendidik Anak Untuk Bahagia

Add caption Beberapa hari lalu, tepatnya pas anak-anak didik saya di SFC Kids Futsal latihan, ceritanya saya membagikan piala yg sudah ...