Sedikit bernostalgia ya hon.. kalo dipikir-pikir dulu ga pernah terbayangkan bahwa aku bakalan punya suami kayak kamu. Tapi Aku cuma berbekal rasa nyaman berada di dekatmu, bahwa aku merasa bisa jadi diriku sendiri tanpa harus terlalu jaim, dan aku melihat kamu seorang yang visioner, punya visi dan misi hidup yang jelas, hingga tau cara mencapainya. Dan secara fisik ya ga jelek-jelek amat, hahahahaha.. Biar ga muji terus harus imbang kan. Dan satu lagi aku selalu bilang kamu punya faktor X yang ga dimiliki pria lain yang dekat sama aku waktu itu.
Waktu itu, aku bilang sama kamu, aku ga bisa bilang iya sekarang karena aku juga ga tau apakah ini jalan kita. Aku bilang sama kamu, aku pengen kamu temui mamaku dulu, kamu bilang soal niatan kamu mau nikahin aku. Aku akan liat proses itu, kalo semua lancar, mamaku setuju, buatku itu adalah petunjuk dari Allah untuk langkahku selanjutnya. Dan Alhamdulillah semuanya lancar. Ada suara-suara sumbang dari lingkungan keluarga, tentang status kerjamu di Bank Permata dulu cuma sebagai staf legal outsourcing, yang gajinya cuma 1,2 Jt kalo plus lemburan paling tinggi 2,4 jt/bln. Belum lagi ditanya, tongkronganmu apa? jawabku kamu cuma pake vespa biru thn 1988. Dibanding gajiku dan tongkronganku dulu, masih gedean gaji aku ya hon.. :) Tapi aku tetap yakin sama kamu, yang pasti akan berusaha keras untuk membahagiakan aku.
Dan ternyata benar, menikah itu jangan tunggu berhasil punya ini itu dulu sob.. Niatkan aja untuk ibadah, dan tetap berusaha. Menjelang nikah, kamu diajak temenmu yang udah pindah ke Bank Danamon, untuk jadi staf senior legal disana. Kamu bilang ke temenmu, "Gue mau bang, tapi gw ga mau jadi outsource, kalo Abang bisa jamin gue jadi karyawan tetap bukan kontrak, gue ikut". Alhamdulillah dipenuhi.. rezeki orang mau menikah, gitu aku bilang. Setahun abis nikah, kita udah mau punya anak pertama, tiba-tiba salah satu bos di Bank Permata, minta kamu balik ke Permata, di tim Corporate-nya pula. Dengan bargaining power yang bagus, kamu pun pindah lagi. Yang ini aku yakini sebagai rezeki anak pertama. Dan dalam waktu singkat 2 posisi jabatan kamu capai, Assistant Manager lalu Manager. Padahal Aku dulu untuk naik jabatan butuh 4 tahun loh hon. Lah kamu, tiap tahun naik jabatan.. hebaatt ;)
Dan terakhir, setelah anak kedua lahir, kamu yang punya visi jelas tentang kehidupanmu di masa mendatang pun tidak menolak ajakan pindah kerja berikutnya, yang ternyata menyebrang dari bidang pekerjaanmu sebelumnya. Dari bidang perbankan, ke bidang pertambangan. Sebuah hal yang benar-benar baru buatmu, meski kamu tetap pegang urusan legal. Kamu merasa harus memperluas pengetahuan dan ilmu yang sudah kamu punya, dan tawaran pindah kerja tersebut merupakan sarana yang bisa kamu manfaatkan untuk mewujudkan cita-citamu berikutnya. Kamu belajar keras, menghabiskan banyak waktumu untuk pekerjaanmu dan tak jarang harus mengorbankan waktumu dengan kami. Hingga akhirnya sampailah kamu di titik hari ini.. hari dimana kamu genap berusia 35 tahun.
Alhamdulillah di usiamu ke 35 tahun hari ini, aku dan anak-anak menjadi saksi sejarah hidupmu selama 7 tahun terakhir.. Bagiku, From Zero to Hero itu sangat nyata. Bersama-sama kita melangkah menuju puncak keberhasilan yang kita inginkan dan Allah ridhoi.. Di kala kita ngobrol mengevaluasi kehidupan kita, kamu selalu bilang,"Mi, ayah ini melamar cuma 2x loh.. Melamar yang pertama, setelah lulus kuliah melamar kerja dan diterima di Bank Permata. Melamar yang kedua, ya ngelamar Mami..", hehehehehe katamu sambil terkekeh. Aku harus bisa meniru konsistensi, keuletan, keikhlasan dan fokus yang kamu miliki. Kamu pernah bilang, "apa pun pekerjaannya, mau berkarir di kantor orang atau bisnis sendiri, utamanya sama, yaitu harus konsisten, komitmen dan fokus..".

So Honey, after 35, what's next? ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar